Kapal BBM Mitra Agro Selaparang Sisakan Utang

0

Selong (Suara NTB) –  Kapal pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi mitra Agro Selaparang, PT Soraya Inti Gemilang (SIG) berhenti sandar di Pelabuhan Labuhan Haji. Kapal dari Pulau Jawa itu terakhir sandar sekitar bulan April lalu. Kapal itu kini tidak pernah muncul dan menyisakan utang puluhan juta di Pelabuhan Labuhan Haji.

Hal ini diakui Kepala Pelabuhan Labuhan Haji, Hasibullah. Kepada Suara NTB, Selasa, 13 Juni 2017, Hasibullah menjelaskan, mitra Agro Selaparang itu masih terikat utang karena sesuai perjanjian antara pihak pelabuhan dengan PT SIG sudah dibuat kontrak kerjasama sewa ruang pelabuhan. Dalam perjanjian sewa dituliskan besaran sewa Rp 10.080.000 per bulan.

Hitungan besaran pembayaran sewa ruang itu merupakan kalkukasi dari Rp 5 ribu/meter luasan ruang yang digunakan. Dalam kontrak dibunyikan pula kontrak selama satu tahun yang mekanisme pembayarannya per bulan. Akan tetapi, sejak Januari sampai sekarang tidak pernah dilakukan pembayaran.

Bagi pihaknya, kedatangan kapal pengangkut BBM non subsidi ini disambut baik. Pihak pelabuhan siap melayani maksimal aktivitas bongkar muat kapal. Namun tanpa koordinasi, tiba-tiba hilang dan kabarnya pindah ke Pelabuhan Kayangan. “Kepergiannya tanpa basa-basi,“ ungkapnya kesal.

Adapun besaran sewa yang ditetapkan itu sudah sesuai dengan ketentuan yang berlalu. Pihak pelabuhan pun menetapkannya sudah dilalui dengan koordinasi dengan pimpinan daerah, termasuk dengan Bagian Hukum dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKA) dulu beserta dengan bagian hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Lotim.

Kepergian kapal pendistribusi pupuk non subsidi yang bos besarnya disebut berasal dari Surabaya ini sangat disayangkan Hasibullah pergi tanpa informasi. Setelah dikroscek ke pihak syahbandar setempat, yakni ke satwilker Labuhan Haji pun kabarnya tidak tahu mengenai kepergian kapal tersebut.

Menurutnya, lalu lintas kapal itu semestinya di bawah sepengetahuan syahbandar, karena syahbandarlah yang memiliki kewenangan mengatur lalu lintas keluar masuk kapal. Kepergian kapal pengangkut BBM Non Subsidi dipastikan Hasibullah bukan persoalan teknis, karena Pelabuhan Labuhan Haji bisa disandari.

Harapannya ada koordnasi yang baik dengan pihak pelabuhan. Pengelola Pelabuhan Labuhan Haji ini mengaku siap berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait. Terpenting kata Hasibullah, utang-utang sebagai sumber pendapatan Asli Daerah (PAD) atas penggunaan pelabuhan selama ini dibayar oleh rekanan Agro Selaparang tersebut.

Direktur Umum Agro Selaparang, Supardi mengakui sudah tidak ke Pelabuhan Labuhan Haji lagi sejak beberapa bulan lalu. Soal kepindahan tersebut tidak banyak dikomentari dan diserahkan sepenuhnya kewenanganya kepada pihak pengelola Pelabuhan Labuhan Haji. Kapal BBM non subsidi itu saat ini belum ada yang datang.

Sementara itu, sebelumnya Adnan yang mengaku sebagai salah satu kuasa PT SIG mengakui pihaknya pernah mengalihkan kapal dari Labuhan Haji ke Pelabuhan Kayangan. Alasan pemindahan, karena ada yang membuatnya kecewa dengan pihak pelabuhan dan Agro Selaparang. Waktu itu, pihaknya ditanya apakah akan melanjutkan kerjasama atau tidak. Secara pribadi ia memilih menjawab untuk tidak melanjutkan kerjasamanya. (rus)