Akademisi di Bima Beri Rapor Merah Dinda-Dahlan

0

Bima (Suara NTB) – Akademisi Bima, M. Fitrah M.Pd, memberi rapor merah sektor pendidikan pada masa kepemimpinan Bupati, Hj. Indah Dhamayanti Putri dan Wakil Bupati Bima, Drs. Dahlan M, Noer M.Pd, yang genap berusia dua tahun.

Dosen salahsatu kampus swasta di Bima ini, menilai dua tahun perjalanan kepemimpinan Dinda-Dahlan ini masih banyak yang perlu digenjot. Terutama pembinaan atau pendampingan terhadap tenaga pendidik di sekolah belum merata. “Belum lagi kesejahteraan mereka (guru.red),” kata Fitrah kepada Suara NTB.

Menurutnya, kegiatan atau program pembinaan atau pendampingan yang dilakukan selama ini hanya seremonial tanpa output yang jelas. Terutama peningkatan kompetensi guru terhadap Teknologi (ITE).

“Sampai saat ini masih banyak guru di Kabupaten Bima yang belum paham ITE. Seharusnya pembinaan ini dilakukan secara berkala,” ujar peneliti Muda Pendidikan ini.

Diakuinya, kurikulum apa saja, baik Kurikulum 13 dan KTSP. Program dan pendampingan ini sangat relevan. Sebab guru diwajibkan membuat slide dan animasi sebagai media pembelajaran. “Ini upaya dalam menjawab tantangan pembelajaran yang berbasis ITE,” katanya.

Sementara pada kesejahteraan guru dalam dua tahun belakangan ini masih jauh dari harapan. Pasalnya Insentif perbulan yang dikucurkan tiga Bulan sekali tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Itu pun kadang ada atau tidak. Kesejahteraan guru jauh dari harapan,” katanya.

Fitrah yang juga Direktur Bima Research Center ini, juga menyorot kinerja guru sebagai pengajar tidak berdasarkan keahlian atau kompetensi. Misalnya, kata dia, guru matematika menjadi guru BK. “Soal ini harus ada langkah bijak. Minimal ada regulasi penempatan guru non PNS,” katanya.

Selain itu, dalam meningkatkan kualitas sektor pendidikan misalnya pembuatan Jurnal bagi guru, sebagai salahsatu syarat kenaikan pangkat. Pemerintah jarang melibatkan atau memberikan ruang terhadap tenaga professional. Padahal di Bima banyak SDM yang bergelar magister dan doktor.

“Tenaga professional tidak pernah diberikan ruang dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan. Yang tersentuh dan diakomodir selama ini hanya organisasi-organisasi profesi,” katanya.

Sementara Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, dalam acara syukuran dua tahun kepemimpinan Dinda-Dahlan mengakui, meskipun banyak torehan prestasi yang diraih, namun masih banyak tantangan dan hambatan pekerjaan yang belum diselesaikan.
“Insya Allah dalam tiga tahun kedepan, kami akan mengupayakan untuk menuntaskan pengerjaan pembangunan sesuai amanah masyarakat,” katanya.

Ia menambahkan, pembangunan dan pengerjaan tersebut harus dibarengi dengan kerja keras. Serta semangat persatuan serta ukuwah diantara semua seluruh elemen di Kabupaten Bima.

“Tanpa persatuan dan kesatuan tentunya akan sangat sulit kita wujudkan cita cita dan harapan itu,” terangnya.
Sebagai catatatan tambahan Indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Bima pada tahun 2016 mencapai 64,15. Pada tahun 2017 menempati peringkat ke tujuh dari 10 Kabupaten/Kota se Propinsi NTB. (uki)