Jelang Hari Pahlawan, DPK NTB Usulkan Seminar Nasional Bahas Kiprah Maulana Syaikh

0
Kepala DPK Provinsi NTB Julmansyah (bawah) saat berbicara pada seminar nasional kearsipan secara virtual.(Suara NTB/Ist)

Mataram (Suara NTB) – Untuk menguatkan memori kolektif masyarakat NTB akan kiprah kepahlawanan para tokoh NTB di masa lampau, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi NTB mengusulkan digelarnya seminar nasional. Salah satu yang dibahas adalah kiprah Maulana Syaikh TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Kepala DPK Provinsi NTB, Julmansyah, M.Ap, ingin mulai membangun tradisi ini dari NTB dan menginspirasi daerah lain. Sebagaimana ide yang dilontarkannya  saat webinar nasional Senin, 26 Oktober 2021.

Julmansyah (Suara NTB/dok)

Webinar tersebut bertemakan Pembinaan SDM Kearsipan bagi Pimpinan Unit Kearsipan di Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan PTN. Materinya terkait penguatan Memori Kolektif Bangsa (MKB).

Di hadapan Direktur Layanan Pemanfaatan Arsip Nasional RI (ANRI), Dra. Multi Siswati, MM dan peserta webinar yang mencapai 450 orang tersebut, Julmansyah mengusulkan agar NTB jadi tempat berlangsungnya seminar nasional kearsipan pahlawan. Kemudian seminar itu disaksikan secara virtual dari seluruh Indonesia.

“Usulan dari NTB, agar Webinar jelang hari pahlawan. Ini akan mendorong upaya MKB (memori kolektif bangsa). Sebab Maulana Syeikh TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah pahlawan dari NTB,” ujar Julmansyah.

Ini menurutnya akan mendorong literasi dan memperkuat kearsipan dari daerah untuk nasional. Dalam webinar nanti, anak dan cucu TGH. M. Zainuddin Abdul Madjid diundang sebagai pembicara.  Pada kesempatan itu ia sekaligus meminta kesiapan Multi Siswati sebagai pemateri.

Merespon itu,  Multi Siswati mengapresiasi bahkan memberikan gambaran persetujuan agar jelang hari Pahlawan 10 November nanti digelar seminar nasional secara virtual yang mengupas kearsipan. Salah satunya tentang Pahlawan Nasional TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

 “Saya setuju. Bahkan setiap bulan itu (awal November) kita adakan seminar. Kita bisa bicara apa saja tentang kerasipan pahlawan nasional. Kami sangat siap.. nanti kita akan cari arsipnya,” kata Multi.

Selain soal rencana semintar tersebut, Julmansyah juga meminta gambaran penjelasan terkait tiga hal berkaitan dengan isu kearsipan nasional hingga daerah.

Pertama, ia perlu masukan agar isu kearsipan itu menjadi hal menarik dan penting bagi masyarakat NTB khususnya. Sehingga semua orang, multi stakeholders lainnya melek tentang arsip. Sebab bagaimana pun juga arsip akan adalah catatan riwayat sejarah bangsa.

“Kita butuh strategi yang seksi agar kearsipan ini menarik buat  publik,” sarannya.

Ia juga menanyakan seberapa intens antara ANRI dengan Dirjen Kebudayaan, termasuk ikatan kesepakatan melalui MoU  program. Karena kolaborasi itu akan memperkuat upaya memaksimalkan kerasipan.

Ketiga, ia juga mengakui merasakan manfaat keberadaan ANRI, salah satunya pada  kearsipan Kesultana Sumbawa. Sebagian yang tidak dimiliki Kesultanan, sudah didalam dokumen ANRI.

Namun lebih dari itu, ia berharap data atau dokumen kerasipan itu tersaji dalam  wujud outline, sehingga lebih mudah mempersiapkan diri ketika berhadapan dengan kegiatan yang membutuhkan penjelasan tentang kearsipan Kesultanan Sumbawa.

Terkait strategi agar kearsipan menjadi menarik, dijawab Multi Siswati, salah satu upaya adalah dengan konsisten membahas kearsipan. Disajukan ke masyarakat luas melalui diskusi diskusi dan seminar, agar tertanam dalam pikiran semua pihak bahwa arsip daerah dan nasional menjadi penting.

“Sebab ketika bicara kerasipan itu dinamis. Kita miliki khasanah yang sangat banyak dan punya nilai dan guna,” ujarnya.

Sehingga agar menarik, siapkan konsep dan publikasi seluas luasnya di berbagai platform media sosial. Membuat pameran, kuis dan challenge lainnya. “Adakan program yang kupas tuntas tentang arsip. Kalau misalnya nanti ada momen yang menarik, seperti saat ulang tahun NTB, tampilkan, kupas tuntas tentang kerasipan,” sarannya. (tim)