Industri Perhotelan yang “Babak Belur”, Untung Ada Wisatawan Domestik

0
Hotel Aruna (Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) – Awal 2020 menjadi periode yang berat bagi sektor pariwisata NTB. Khususnya pada Maret di mana penyebaran virus corona (Covid-19) membuat berbagai lini industri pariwisata babak belur, termasuk di sektor perhotelan.

Hal tersebut terutama disebabkan banyaknya pembatalan paket wisata dari wisatawan mancanegara untuk menghindari potensi penyebaran virus berbahaya tersebut. Kerugian terutama terjadi karena hotel dan pelaku industri pariwisata lainnya tidak menarik cancellation fee atau biaya pembatalan.

Pembatalan paket yang terjadi terutama dirasakan oleh resort-resort yang ada. Di kawasan Senggigi misalnya, beberapa hotel mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah pada minggu pertama Maret. Tepatnya setelah Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengumumkan dua kasus positif Covid-19 di Indonesia.

General Manajer (GM) Aruna Senggigi Resort and Convention, Weni Kristanti, menerangkan untuk kuartal pertama Maret kali ini dampak signifikan dirasakan pada reservasi dari agen wisata online.

Padahal, sebelum kasus virus corona menyebarluas pemesanan kamar hotel diakui cukup meningkat dibanting 2019 lalu untuk periode yang sama.

“Artinya dengan adanya virus ini cukup berdampak secara tingkat hunian. Penurunan 10-15 persen,” ujar Weni saat dikonfirmasi, Senin, 9 Maret 2020.

Satu-satunya langkah yang bisa dilakukan adalah meyakinkan wisatawan bahwa NTB telah siap untuk menangani penyebaran virus berbahaya tersebut. Diterangkan Weni pelaku usaha perhotelah saat ini perlu berusaha sedemikian rupa untuk menyakinkan wisatawan yang akan berkunjung.

Upaya tersebut diharapkan tidak berjalan secara individual, melainkan menjadi perhatian pelaku usaha perhotelah lainnya, bahkan asosiasi seperti PHRI, IHGMA, dan lain-lain. “Karena kalau tidak melakukan usaha, tentu tidak bisa hanya berpasrah,” ujarnya.

Dicontohkan Weni seperti upaya Aruna Senggigi menggelar sosialisasi penanganan virus corona beberapa waktu lalu. Dimana pihaknya berharap seluruh pegawai dapat mengantisipasi penularan sekaligus meyakinkan wisatawan bahwa pelaku usaha telah siap melakukan penanganan jika hal-hal tidak diinginkan terjadi.

Di sisi lain, penurunan kunjungan wisatawan mancanegara diakui cukup terbantu dengan kunjungan wisatawan domestik. “Kalau untuk pesanan (kamar) dari wisman belum ada, tetapi adanya tiket murah itu justru banyak yang domestik tamunya,” ujar Weni.

Menurutnya, kebijakan pemerintah untuk memberikan diskon harga tiket pesawat hingga 50 persen saat ini cukup membantu meningkatkan kunjungan wisatawan domestik.

Dibandingkan dengan kunjungan wisatawan mancanegara yang terhalang travel warning baik dari negaranya sendiri maupun dari pemerintah Indonesia. Selain itu, ditunjuknya NTB sebagai salah satu destinasi wisata prioritas diakui cukup menguntungkan dengan beberapa program strategis pemerintah pusat untuk menjaga stabilitas sektor pariwisata.

“Kita harapkan ada kegitaan dari pemerintah dan (tamu) lokal terutama. Karena kalau dari (wisatawan) luar beberapa sudah melakuakn travel warning,” ujarnya.

Terpisah GM Jayakarta Hotel, Cherry Abdul Hakim, menerangkan penurunan jumlah wisatawan mancanegara juga dirasakan di hotelnya. Namun masih terselamatkan oleh kunjungan wisatawan domestik yang membaik dibandingkan periode yang sama 2019 lalu.

“Poinnya asing turun tapi domestik naik karena harga tiket bagus,” ujar Cherry saat dikonfirmasi, Senin, 9 Maret 2020.

Disisi lain, kerugian dari pembatalan paket wisatawan mancanegara disebut dapat tertutupi oleh kunjungan wisatawan domestik. Walaupun begitu, pihaknya mengharapkan agar penurunan yang terjadi akibat virus corona dapat segera teratasi.

“Semoga Bulan April wabah corona mereda. Sekarang ini untuk di hotel kami tingkat hunian sekitar 50-60 persen,” pungkasnya. (bay)