Praya (Suara NTB) – Seorang TKW asal Dusun Selojan, Desa Mas Mas, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) bernama Nurilah (35) dikabarkan meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Korban meninggal pada tanggal 8 Januari lalu.
Menurut keterangan Deni Asna yang merupakan kakak korban, Nurilah meninggal dunia setelah terjadi insiden kecelakaan kerja bersama dengan rekan kerjanya sesama TKW yang bernama Ayu. Artinya Nurilah meninggal dunia bersama rekan kerjanya yang berasal dari Sengkol, Kecamatan Pujut, Loteng.
Menurut Deni Asna, kepastian meninggalnya Nurilah diperoleh dari suami Ayu yang berasal dari Sengkol tersebut.” Saya dapat informasi bahwa adik saya ini meninggal dari suami korban TKW yang satunya lagi. Artinya mereka berdua yang meninggal di Libya itu,” kata Deni Asna kepada Suara NTB, Selasa, 14 Januari 2020.
Ia menuturkan, Nurilah memiliki dua anak yang ditinggalkan di Lombok. Satu sudah duduk di bangku kelas 2 SMP, satunya lagi baru kelas 2 SD. Sementara korban sudah bercerai dengan suaminya beberapa tahun lalu.
Tidak jelas, kapan Nurilah berangkat ke luar negeri menjadi TKW. Namun diperkirakan dia diberangkatkan oleh tekong sekitar bulan Agustus atau September 2018 lalu. “ Jadi adik saya ini berangkat pada saat Lombok masih sering gempa itu,” tuturnya.
Nurilah masih sempat komunikasi dengan anaknya melalui video call pada hari Selasa 7 Januari lalu sebelum kejadian tanggal 8 Januari tersebut. Namun demikian belum jelas kejadian apa yang membuat Nurilah dan rekan kerjanya meninggal dunia. “Saya dapat cerita dia meninggal karena asap, itu saja. Saat ini kami berharap agar jenazah bisa dipulangkan, tidak ingin dimakamkan di sana,” katanya.
Siapa yang memberangkatkan Nurilah ke Libya masih belum jelas. Namun pihak keluarga sudah berupaya mencari informasi terkait dengan tekong yang memberangkatkan korban tahun 2018 lalu, akan tetapi diperoleh informasi bahwa tekong tersebut sudah meninggal dunia.
Sebelum berangkat ke Libya, Nurilah sudah dua kali menjadi TKW, namun dengan negara tujuan Malaysia. Kerangkatan ke Libya tahun 2018 lalu merupakan kali ke tiga dia menjadi TKW.
Deni mengatakan, saat ini keluarga di Selojan sudah mulai mengadakan tahlilan setiap malam sesuai dengan tradisi setelah orang dinyatakan meninggal dunia. ”Kami sudah dua malam ini menggelar tahlilan,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dusun Selojan, Rofii mengatakan, tekong seringkali memberangkatkan TKW dengan tanpa melakukan konfirmasi ke perangkat desa dan dusun, sehingga pihaknya tidak mengetahui kemana warganya pergi bekerja di luar negeri.
“Kami berharap isu meninggalnya Nurilah ini bisa segera jelas, apakah dia meninggal di sana atau tidak. Apabila memang benar meninggal, sangat berharap kepada pemerintah untuk menyelesaikan misalnya dibawa pulang,” katanya.
Saat ini belum ada kejelasan informasi dari pemerintah pusat terkait status meninggalnya Nurilah ini. “ Kita mau kejar informasi dari pihak tekong atau PT-nya, kita tidak tahu PT mana yang memberangkatkan,” tambahnya.
Sementara Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnakertrans NTB Abdul Hadi, mengaku belum menerima informasi adanya dua TKW asal Loteng yang meninggal di Libya. “Kami belum dapat informasi. Kalau belum ditangani oleh Kedubes dan Kementerian belum sampai ke kita. Kita tunggu sehari dua hari terkait kabar ini,” katanya, Selasa, 14 Januari 2020.
Ia mengatakan, saat ini dirinya sedang mengambil cuti kerja. Namun demikian, biasanya jika ada peristiwa di luar negeri yang menimpa TKI/TKW, akan tersebar informasi tersebut di grup WhatsApp kementerian.
“ Di grup ( WhatsApp-red) pusat belum ada kabar soal meninggalnya warga Lombok di Libya itu. Biasanya kalau ada TKW meninggal dunia, informasi awal melalui KBRI,” terangnya.
Ia mengatakan, biasanya TKI ilegal yang mengalami insiden atau meninggal di luar negeri akan lebih lama diketahui oleh pemerintah pusat. Berbeda halnya dengan pekerja migran yang berangkat lewat jalur yang legal, maka setiap peristiwa penting bisa diketahui dalam sehari. “Kalau ilegal, kadang dari majikannya tidak berani menyampaikan dan lain sebagainya. Diam-diam kadang, karena dia takut diproses juga kan,” katanya.
Ia mengatakan, sejauh ini belum ada ada pengiriman TKI dari NTB ke Libya secara prosedural. Terlebih pemerintah pusat hingga kini masih memberlakukan moratorium atau penghentian sementara pengiriman TKI non formal atau pembantu rumah tangga ke negara-negara Timur Tengah. Abdul Hadi mengatakan, pihaknya tetap mengimbau dan mensosialisasikan agar warga yang ingin berangkat ke luar negeri harus melalui prosedur yang resmi agar gampang dipantau dan dilakukan perlindungan oleh pemerintah di negara tujuan. (ris)