Maesarah, Istri TKI Korban Kapal Tenggelam Berharap Jenazah Suaminya Dipulangkan

0

Selong (Suara NTB) – Meski meyakini sang suami telah menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan kapal pengangkut TKI di Batam, namun istri korban, Maesarah, hingga kemarin masih menunggu kepulangan jenazah suaminya.

Maesarah merupakan ibu satu anak yang tinggal di Desa Moyot Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Putranya yang bernama Irwan Rahadi (4 tahun) itu merupakan hasil pernikahannya bersama Baharudin, yang diperkirakan ikut menjadi korban meninggal insiden kapal tenggelam di perairan Batam, Rabu, 2 November 2016 lalu.

Diyakini, suaminya memang menjadi korban. Sebab secara nyata ia melihat suaminya dievakuasi dalam kondisi meninggal dengan nomor urut evakuasi 001.

Dituturkan Maesarah, keyakinannya bahwa suaminya Baharudin ikut menjadi salah satu korban dalam insiden kapal tenggelam itu karena sebelumnya suami pulang dari Malaysia ke Lombok. Sebelumnya terjadi komunikasi panjang lebar antara dirinya dan suaminya itu. Dalam komunikasi itu, katanya, suaminya mengatakan bahwa kepulangannya dari Malaysia akan menjadi yang terakhir dan ingin mencari nafkah di daerahnya sendiri (Lotim dan NTB). Komitmen ini mereka bangun karena mereka ingin hidup bersama dalam satu atap yang disertai dengan “malaikat” kecil mereka bernama Irwan Rahadi, terlebih kepergian Baharudin ke Malaysia sejak tahun 2014 lalu.

Namun sayang, keinginan keduanya untuk berkumpul sudah pupus dan tinggal kenangan. Dengan nada yang lirih, Maesarah mengaku sangat yakin bahwa suaminya orang pertama dievakuasi oleh petugas dalam kondisi meninggal. Meskipun pemerintah sendiri belum memastikan bisa memastikan bahwa itu merupakan jenazah suaminya. Meski keyakinan Maesarah bahwa itu memang merupakan suaminya, namun ia mengaku tetap akan menuruti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Termasuk dalam permintaan sampel rambut dan darah anaknya untuk dicocokkan dengan korban.

“Saya yakin bahwa itu merupakan suami saya. Sehingga saya berharap untuk segera dipulangkan dengan kondisi bagaimanapun. Secepatnya dipulangkan,” harapnya.

Sementara, Sekretaris Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Lotim, H. Ridatul Yasa bahwa jumlah korban yang meninggal dalam insiden kapal tenggelam asal Lotim memang bertambah. Sebelumnya, Ating Fatmawati asal kampung Permai Desa Pijot kecamatan Keruak. Kemudian dipulangkan kembali korban meninggal lainnya atas nama Mustar warga Dusun Bungtiang Kecamatan Sakra Barat.

“Untuk Baharudin, kita belum berani pastikan apakah dia berasal dari Lotim atau tidak. Sehingga perlu dilakukan tes DNA untuk lebih memastikannya,” jelasnya. (yon)