Hilwa Arfiani, Bocah Penderita Tumor dan Kanker Ganas Butuh Perhatian

0

Selong (Suara NTB) – Mengerang kesakitan, terbaring lemas di tempat tidur dan di pangkuan kedua orang tuanya. Itulah keseharian dari Hilwa Arfinai (4 tahun), bocah asal RT.06 RW Orong Telaga Desa Rempung Kecamatan Pringgasela.

Di usianya yang cukup belia ini, ia tidak bisa menikmati hidup layaknya anak seusianya. Kondisi itu disebabkan penyakit tumor serta kanker ganas yang menimpa gadis kecil ini.

Hilwa — sapaan akrabnya, merupakan anak tunggal dari pasangan, Lutfi dan Ernawati. Keduanya bekerja sebagai buruh tani serabutan. Melihat kondisi anaknya tersebut, Lutfi dan Ernawati mengaku jika hatinya kerap teriris menyaksikan penyakit yang diderita buah hatinya.

Untuk itu, pihak keluarga sangat berharap adanya bantuan dari pemerintah maupun para dermawan untuk peduli atas penyakit yang dialami Hilwa. Dengan harapan anaknya dapat sehat dan bermain layaknya anak seusianya.

Kepada Suara NTB, Jumat, 23 Juni 2017, Maemunah, bibi dari Hilwa menuturkan, awalnya Hilwa dapat bermain bersama keluarga dan temannya secara normal tanpa mengeluhkan penyakit sedikitpun.

Namun sekitar 3 bulan, terjadi pembekakan pada matanya yang diduga penyakit kanker mata. Pada saat itulah, perhatian orang tua dan keluarga terhadap kondisi Hilwa semakin intensif dengan melakukan pengobatan baik tradisional maupun medis. Namun, kondisi mata dari Hilwa tidak kunjung membaik.

Seiring berjalannya waktu, katanya, di tengah keterbatasan biaya. Pihak keluarga memberanikan diri membawa Hilwa untuk dirawat di RSUD. R.Soedjono Selong selama dua kali, namun usaha yang dilakukan oleh pihak keluarga itu tidak dapat mengubah kondisi Hilwa untuk semakin membaik.

Bahkan, kedua mata Hilwa tambah parah, pembekakan terjadi pada kedua matanya hingga mengharuskannya untuk dirujuk ke RSUP NTB. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter di RSUP, kata Maemunah, keponakannya tersebut divonis bahwa selain menderita kanker pada bagian mata, pihak dokter juga mengungkapkan jika terdapat tumor pada kepalanya yang menyebabkan mata Hilwa semakin membesar dan keluar.

Melihat kondisi Hilwa yang semakin parah, pihak dokter di RSUP NTB meminta kepada pihak keluarga untuk dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah, Bali. Namun, pihak keluarga hanya bisa pasrah karena biaya pengobatan yang harus dikeluarkan sekitar Rp 35 juta sama sekali tidak dikantongi.

“Dari mana kita dapat uang sebanyak itu, kita berharap adanya perhatian dari pihak-pihak yang ada rezeki lebih,” harapnya.

Kendati demikian, pihak keluarga mengaku berterima kasih kepada sejumlah pihak yang sudah datang melihat kondisi Hilwa serta memberikan santunan dengan harapan dapat meringankan beban keluarga. (yon)