Butuh Investasi Rp 7 Triliun Bangunan Fasilitas Pariwisata Lombok Pascagempa

0

Praya (Suara NTB) – Kebutuhan akan investasi di sektor pariwisata di Pulau Lombok pascagempa diakui cukup besar. Khususnya untuk membangun kembali berbagai utilitas (fasilitas) fisik yang rusak pascagempa Lombok yang baru lalu, paling dibutuhkan investasi sebesar Rp7 triliun lebih. Hal itu diakui Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, H.L. Moh. Faozal, S.Sos.M.Si., Jumat,  5 Oktober 2018.

Nilai tersebut sepadan dengan nilai kerugian yang ditimbulkan oleh musibah gempa Lombok yang telah memporak-porandakan berbagai fasilitas pariwisata di Pulau Lombok. Khususnya lagi yang ada di kawasan tiga gili, sebagai daerah yang paling parah mengalami kerusakan. “Kalau bicara kerusakan fisik saja, itu kerugiannya bisa mencapai Rp 7 triliun,” ujarnya.

Artinya, untuk membangun kembali fasilitas pariwisata yang rusak tersebut paling tidak dibutuhkan investasi yang sama besar dengan nilai kerusakan yang ada. Dan, jelas butuh waktu untuk bisa kembali membangun fasilitas-fasilitas yang ada.

Lebih lanjut Faozal menambahkan, bicara kerugian jelas tidak hanya soal fisik semata. Tapi juga kerugian sosial yang justru jauh lebih besar ketimbang kerugian fisik. Bagaimana tidak, akibat gempa melanda angka kunjungan wisatawan menjadi sepi.

Kondisi tersebut membuat dari sisi besaran uang yang juga menurun drastis. Katakannya, satu orang wisatawan asing itu bisa membelanjakan uangnya hingga 100 Dolar Amerika per hari. Bayangkan kalau 1.000 orang wisatawan asing, berapa besar kerugian per hari akibat tersendatnya peredaran uang.

Pun demikian, pemerintah tidak mau ingin terus-terusan larut dengan persoalan yang ada. upaya maksimal kini terus dilakukan pemerintah agar bisa memulihkan kembali sektor pariwisata. Paling tidak bisa menarik kembali kunjungan wisatawan.

Kawasan wisatawan sudah banyak yang datang, dengan sendirinya investasi akan kembali masuk. “Fokus kita dalam tiga bulan kedepan, bagaimana me-recovery kembali sektor pariwisata. Supaya kembali tumbuh pasca gempa,” tegasnya.

Kalau sektor pariwisata sudah bergerak, dengan sendiri juga akan bisa memacu pergerakan sektor-sektor yang terkait lainnya, seperti jasa transportasi, industri pariwisata dan sektor yang lain.

Dan, sejauh ini upaya recovery perlahan sudah mulai membuahkan hasil. Hal ini terlihat dengan mulai berdatangannya kembali wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara di sejumlah objek wisata di Pulau Lombok yang sebelumnya lumpuh akibat gempa. (kir)