Harga Jagung Anjlok

0

Mataram (Suara NTB) – Harga jagung mengalami penurunan cukup signifikan. Kondisi ini membuat para petani jagung, khususnya di wilayah Pulau Sumbawa mulai khawatir.

Lalu Wahidin, salah satu pengusaha besar jagung di NTB menyebut, harga jagung saat ini Rp3.000-an perkilo. Dari sebelumnya Rp5.000-an perkilo. Turunnya harga ini akibat berkurangnya pembelian perusahaan, panen di berbagai negara penghasil jagung terbesar dunia. Dan panen di berbagai daerah di Indonesia.

Disisi lain, tidak tersedianya kapal pengiriman, sehingga distribusi tersendat. Karena itu, solusinya kata Lalu Wahidin, hidupkan tol laut untuk mempercepat distribusi hasil panen petani. Jika tidak, harga jagung akan semakin anjlok.

Stok jagung petani membanjir. Bahkan stok ini juga menumpuk di pengepul. Ada yang ribuan ton, ada juga yang puluhan ton. Tidak ada kapal untuk mengangkut hasil panen petani ke Surabaya setelah lebaran ini.

Kapal-kapal angkut menurut Lalu Wahidin, sudah diboking oleh pengusaha-pengusaha kakap jauh-jauh hari sebelumnya. Hal itu menurut Wahidin, agar harga-harga lebih mudah dikendalikan.

“Karena kapal sudah diboking, otomatis apa mau dipakai ngangkut. Stok ya numpuk di petani. Kalau sudah begini, harga akan turun terus. Makanya tidak ada cara lain kalau mau menyelamatkan harga, hidupkan tol laut, harus ada kapal kapal pengangkut alternatif lainnya,” demikian Lalu Wahidin.

Sementara itu, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc., mengusulkan solusi untuk melakukan ekspor jagung ke luar negeri.

Hal tersebut disampaikan Bang Zul sapaan Gubernur NTB, saat bersama Kadis Perdagangan, Kadis Pertanian, Kadis Peternakan, dan Kadis Perindustrian untuk mendengar kondisi lapangan harga jagung dari salah satu pembeli besar yaitu PT. Seger Agro Nusantara.

“Harga jagung murah, satu-datunya cara sementara untuk menyelamatkan jagung petani kita adalah dengan melakukan ekspor ke luar negeri,” kata Bang Zul, Minggu (15/5/2022) di Pendopo Gubernur NTB.

Bila kondisi ini di paksa,  PT. Seger Agro Nusantara tidak bisa beli lagi karena memang sudah tidak sanggup beli lagi. Karena dijelaskannya, bahwa sekarang harga ayam jatuh, sehingga pabrik ayam menurunkan permintaan pada pakan. Permintaan pakan turun menyebabkan mereka menurunkan volume membeli bahan baku seperti jagung.

Oleh sebab itu, pembelian jagung berkurang.  Sehingga jagung yang sedang puncak-puncaknya dipanen sekarang tidak akan mampu diserap atau dibeli oleh pembeli jagung seperti biasa.

“Jagung dari Alas samlai Sape,  surplus lebih dari 300 ribu ton. Ini Artinya harganya jagung akan anjlok bahkan nggak ada harga sama sekali,” tambahnya.

Untuk itu Ia berharap agar masyarakat dan petani jagung ikut mendo’akan agar izin ekspor dari Menteri Perdagangan (Mendag) RI,  bisa segera diurus dan diselesaikan, sehingga solusii sementara harga jagung ini bisa teratasi. (bul)