Harga Bawang Merah Anjlok, Saatnya NTB Beranjak ke Industri Olahan

0

Mataram (Suara NTB) – Harga bawang merah di NTB pada musim panen tahun ini anjlok. Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc, telah meminta Kepala Dinas Perdagangan untuk terus memantau persoalan ini.

Gubernur mengatakan, persoalan anjloknya harga komoditas pertanian itu bukan saja bawang. Tetapi juga komoditas pertanian lainnya seperti cabai, tomat dan lainnya.  Hal ini disebabkan berlakunya hukum pasar. Kalau suplainya banyak, sedangkan permintaan sedikit maka harga akan turun.

Untuk itu, Dr. Zul mengatakan sudah saatnya NTB beranjak ke industri olahan produk-produk pertanian. ‘’NTB sudah saatnya beranjak ke industri pengolahan. Mau bawang, cabai, tembakau dan lain sebagainya,’’ ujarnya dikonfirmasi di Mataram, Jumat, 12 Oktober 2018 siang.

Menurut gubernur, jika NTB beranjak ke industri olahan maka akan banyak lapangan pekerjaan baru  yang akan terbuka di daerah ini. Komoditas bawang, kata Dr.Zul dapat  dikirim juga ke luar daerah. Tetapi, jika dapat diolah di dalam daerah maka akan memberikan nilai tambah yang besar bagi petani.

Jika harga komoditas bawang sudah sangat mengkhawatirkan, pemerintah dapat melakukan intervensi. Jika persoalannya sangat serius dan butuh intervensi pemerintah pusat melalui BUMN untuk menyerap bawang petani, bisa saja dilakukan.

‘’Saya sudah minta Kepala Dinas Perdagangan untuk melihat ini. Kita lihat dulu. Nanti kalau kita rasa perlu, bisa saja,’’ tandasnya.

Data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, produksi bawang petani di daerah ini pada bulan Oktober sebanyak 21.000 ton. Produksi bawang tertinggi pada bulan Juli lalu mencapai 44.000 ton. Sedangkan Agustus sebanyak 22.000 ton.

Pada tahun lalu, produksi bawang di NTB sebanyak 165.000 ton. Tahun 2018 ini produksinya jauh meningkat menjadi 260.000 ton. Harga bawang petani saat musim panen raya seperti di Bima turun drastis mencapai Rp5.000 – 7.000 per kg.

Berdasarkan Permendag, harga pembelian terendah di tingkat petani untuk bawang konde basah Rp15.000 per kg, Rp18.000 konde kering dan Rp22.500 rogol kering. Sedangkan harga jual untuk konsumen Rp32.000. (nas)