GSMS, Siswa SMPN 3 Masbagik Hasilkan 74 Karya Lukis

0

Selong (Suara NTB) – Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS)  sangat dirasakan manfaatnya oleh pihak sekolah. Salah satunya di SMPN 3 Masbagik Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan yang berlangsung hanya 16 kali pertemuan itu telah mampu menghasilkan 74 karya lukis yang cukup menarik.

Salah satu seniman, Indra Wardana  bersama Asisten Seniman M. zulfiandi menyebut 74 karya lukis siswa yang jadi peserta GSMS ini terdiri dari 20 karya lukisan kanvas, 10 karya sketsa, 10 karya lukis doodle, 10 karya di media batu, 4 karya lukis media nyiru dan media gerabah 20.

“Sebenarnya tahun ke empat, mulai sejak 2018, tapi karena pandemi jadi tahun 2020 tidak ada, ” tuturnya saat ditemui di sela acara penutupan GSMS di gedung SMPN 3 Masbagik, Selasa, 12 Oktober 2021.

Waktu pelaksanaan GSMS ini hanya sekali setahun tiap sekolah yang terpilih. Sebelumnya kegiatan penularan pengetahuan seni ini digelar selama 32 pertemuan, tapi semenjak pandemi Covid-19 dikurangi menjadi 16 pertemuan.

Pelaksanaan di SMPN 3 Masbagik ini awalnya diikuti 25 siswa. Selama perjalanannya jumlah peserta ini fliluktuatif. Standar dalam petunjuk teknis 20 siswa. Dari semua yang daftar, dominasi siswa perempuan 18 orang dan sisanya 2 siswa pria.

Materi diajarkan pertajam soal sketsa, doodle, melukis di kanvas, melukis di media baru seperti batu, tempayan, gerabah atau media lainnya. Hasil karya para siswa yang ditunjukkan dalam acara pertunjukan akhir yang dinilai cukup memggembirakan. Karya seni siswa ini pin mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lotim, Achmad Dewanto Hadi.

Dari keseluruhan peserta dibaca hanya dua orang siswa SMPN 3 Masbagik yang dinilai berbakat. Lainnya miliki kemauan yang cukup besar. Ada juga karena hanya ikut ikutan. “Intinya kemauan dulu, dan ini menunjukkan minat siswa mau belajar seni, ” sambung Indra.

Kepala SMPN 3 Masbagik, Mahsun menyebut siswanya sangat antusias mengikuti GSMS. Dia menuturkan selama pelaksanaan sudah  memantau seluruh aktivitas siswa. “Pernah anak-anak ini kita suruh istirahat sebentar saja tidak mau, itu menandakan mereka sangat antusias, ” terangnya.

Sebelumnya GSMS ini mungkin dianggap kurang begitu menarik, tapi setelah dilihat hasilnya banyak yang jadi tertarik. Kepala sekolah ini juga mengaku tidak terbayang siswanya bisa melukis.  “Bakat siswa cukup baik,” demikian paparnya.

Kepala Dinas Dikbud Lotim, Ahmad Dewanto Hadi yang dikonfirmasi terpisah mengatakan GSMS merupakan program Kemendikbud. Di Lotim ditempatkan di 16 sekolah, kerjasama seniman lokal dengan satuan pendidikan.

Dana pelaksanaan GSMS ini sebagian besar dari kemendikbud. Sekolah juga bisa mendukung dengan dana BOS masing masing. Adapun pilihan sekolah itu dilakukan secara acak saja bagi sekolah yang berminat untuk mengikuti program.

Melihat polanya cukup bagus, Kadis Dikbud Lotim ini mengaku perlu ditindaklanjuti. Bahkan pendanaan pun siap ke depan akan coba dialokasikan melalui APBD Lotim. (rus)