Pengembangan Geopark Perlu Libatkan Pelaku Industri Pariwisata

0
Aktivitas Pendakian Rinjani (Suara NTB/ars)

Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB mencanangkan pengajuan kawasan pantai selatan Pulau Lombok sebagai geopark baru. Khususnya untuk potensi gunung api bawah laut yang menyimpan banyak kekayaan geologi seperti columnar jointing (batuan kekar tiang), batuan karst, serta penampakan lapisan tanah purba yang berada di sepanjang kawasan tersebut.

“Itu mulai dari (Pantai) Semeti ada columnar jointing sampai ke (pantai) Telawas, Gunung Tunak, Tanjung Ringgi,” ujar General Manager Geopark Rinjani, H. Chairul Mahsul, SH, MM saat dikonfirmasi, Jumat, 10 Januari 2020 di Mataram. Berdasarkan hasil kajian geologi yang telah dilakukan, seluruh kawasan tersebut sangat mungkin diajukan menjadi geopark baru yang dimiliki NTB.

Diterangkan Chairul hal tersebut mungkin dilakukan mengingat UNESCO telah merekomendasikan perluasan Geopark Rinjani yang telah lebih dulu dimiliki NTB hingga ke kawasan pesisir selatan. Namun hal tersebut tidak dapat dilakukan mengikuti artikel dari UNESCO sendiri yang mengharuskan perluasan geopark dibatasi 10 persen setiap 4 tahun.

“Kalau begitu kita butuh sekitar 40 tahun. Jadi lebih baik kita usulkan saja baru, untuk tingkat nasional saja juga tidak apa-apa,” ujar Chairul. Pemprov NTB disebut telah memiliki kajian lengkap terkait potensi geologi di pantai selatan, baik usia batuan dan informasi lainnya.

Chairul menyebut pengusulan pantai selatan sebagai geopark akan memberikan keuntungan yang besar bagi NTB. Terlebih kawasan tersebut juga tengah dikembangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang akan menjadi lokasi gelaran MotoGP 2021 mendatang. Salah satu keuntungan yang akan didapat adalah adanya konservasi alam yang harus dilakukan walaupun kawasan terebut dikembangkan menjadi KEK.

Selain itu, jika usulan tersebut disetujui maka daya tarik pantai selatan NTB akan semakin besar, baik bagi wisatawan minat khusus seperti peneliti geologi dan akademisi, juga bagi wisatawan secara umum. Di NTB sampai saat ini tercatat ada dua kawasan yang memiliki kekar tiang. Yaitu Pantai Semeti, Lombok Tengah, dan di Pantai Meriam, Bima. Kedua kekar tiang tersebut diyakini menjadi saksi penting sejarah letusan gunung api purba yang terjadi sekitar 20 juta tahun silam.

Dikonfirmasi terpisah Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) NTB, Dewantoro Umbu Joka, menerangkan bahwa potensi pariwisat dari penetapan beberapa kekayaan geologi NTB sebagai geopark dunia cukup besar. Khususnya untuk wisatawan minat khusus seperti di Geopark Rinjani. “Semua itu bisa menjadi daya tarik, asal semua mau bersinergi,” ujar Dewantoro dikonfirmasi, Jumat, 10 Januari 2020.

Sampai saat ini, dirinya menerangkan bahwa pengembangan geopark di NTB belum melibatkan pelaku industri pariwisata secara aktif. “Ini agak susah. Kalau mau ekosistem pariwisata berjalan bagus, (kolaborasi) mesti benar-benar diperkuat,” sambungnya. Ia menerangkan kurangnya pertemuan pelaku industri pariwisata dengan pemerintah, dalam hal ini penanggung jawab geopark serta stakeholder terkait, sangat mempengaruhi pola kerjasama yang bisa dilakukan.

Terutama kurangnya kesempatan yang diberikan kepada pelaku industri pariwisata untuk ikut menentukan konsep pengelolaan. “Ketika dia (pemerintah, Red) membuat (mengusulkan geopark), paling tidak pelaku industri punya kesempatan bersuara,” ujar Dewantoro. Hal tersebut menyangkut peran pelaku industri pariwisata, khususnya agen perjalanan, untuk memasarkan dan menjual paket-paket wisata yang ada di NTB. “Jadi kamu perlu tahu pengembangannya itu maunya seperti apa,” pungkasnya. (bay)