Sampah Kiriman Dikeluhkan Wisatawan Gili Gede

0

Mataram (Suara NTB) – Keindahan Gili Gede, Kecamatan Sekotong Lombok Barat masih terganggu dengan sampah.  Wisatawan pun kenyamanannya terganggu ketika berkunjung. Sampah dapat mudah dilihat di sepanjang pesisir pantai, menutup bulir pasir putih. Jenisnya, dari sampah  organik  sampai sampah plastik. Sampah jenis botol kaca sampai botol plastik mudah didapat di kawasan pesisir.

“Sayang sekali memang, keindahannya masih terganggu dengan sampah,” kata Gde Sugianyar Dwi Putra, Sabtu, 11 Januari 2020 saat melintas di jalur lingkar Gili Gede.

Wisatawan domestik asal Gianyar Bali yang bertugas di Mataram sebagai Kepala BNN NTB ini, mengungkapkan kekagumannya pada keindahan garis pantai berpasir putih. Tidak kalah dengan destinasi wisata pulau pulau di Bali. Tapi sampah masih jadi masalah mendasar yang harus dituntaskan aparat desa hingga Pemda Lobar, khususnya masyarakat.

Cita cita besar sesuai tagline “Sekotong Mendunia” menurut dia, harus diawali dengan manajemen pengelolaan sampah. “Wisatawan harus diberikan kesan bahwa tempat ini memang bersih,” kata Gde Sugianyar. Sementara bak yang disediakan di  garis pantai belum memadai untuk mengatasi volume sampah dari daratan.

Munawir (55), warga Desa Gili Gede Indah yang tinggal di Gili Gede,  sadar dengan kondisi pantai yang kotor. Namun ia menegaskan, warga setempat sebenarnya sudah sadar tidak membuang sampah sembarangan.

“Tapi sampah ini kiriman dari daratan. Seperti dari Pelangan. Apalagi di sana (Pelangan) ada pasar.  Jadi anginnya kan ke sini, bawa sampah sampah,” keluhnya.

Pembersihan pantai jadi kegiatan rutin warga dipimpin kepala desa setempat. Biasanya pantai akan bersih, namun dalam hitungan hari, sampah yang terbawa arus merapat ke pesisir Gili Gede.

“Jadi percuma di sini dibersihkan, kalau di darat sana masih buang sampah di laut,” keluhnya.

Albert, manager Hotel Marina Del Rey mengungkapkan keluhan sama. Terlebih  ketika musim hujan sejak Desember hingga Januari, tamu hotelnya mengeluhkan kondisi pantai yang masih bertabur sampah.

“Juni sampai Agustus kemarin di sini bersih. Saat musim hujan ini mulai kotor lagi,” keluhnya. Ia menaruh harapan besar kepada Pemda Lobar melalui instansi teknis, membantu aparat desa di Gili Gede mengatasi masalah sampah, khususnya yang  dari daratan.  (ars)