Murah Senyum Jadi Senjata Utama Nursehan Hadapi Penunggak Iuran JKN-KIS

0
Nursehan

Selong (suarantb.com) – Seorang Kader JKN-KIS akan mengemban tugas sebagai pengingat dan pengumpul iuran bagi peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Mereka bukanlah debt collector yang sering memaksa dan mengejar target penunggak untuk membayar utang-utangnya. Mereka adalah orang terpilih yang telah memenuhi kriteria dan kapasitas agar mampu menjalankan sebagian fungsi dari BPJS Kesehatan.

Sosok seorang Kader JKN-KIS seringkali disalahartikan oleh sebagian masyarakat. Padahal para relawan BPJS Kesehatan ini memiliki tugas yang sangat penting demi menjaga keberlangsungan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Di antara ribuan kader yang tersebar di seluruh kantor cabang se-Indonesia, ada Nursehan (39), seorang ibu rumah tangga yang mengaku bangga mengabdikan diri sebagai kader JKN-KIS.

“Saya senang membantu masyarakat, di samping itu kita bisa dikenal banyak orang. Di Desa Pringgabaya, kalau ada yang butuh informasi atau yang ingin membayar iuran JKN-KIS, pasti saya yang dicari. Sebisa mungkin saya bantu,” ungkapnya ketika ditemui tim Jamkesnews (12/11).

Mengenakan rompi cokelat bertuliskan kader JKN-KIS semakin menambah kepercayaan diri Nursehan ketika berkeliling desa dari rumah ke rumah untuk menemui peserta. Melakukan penagihan tunggakan, merangkul masyarakat yang belum menjadi peserta JKN-KIS, serta menampung keluhan terkait pelayanan peserta sudah bukan hal yang berat lagi bagi wanita asal Desa Pringgabaya, Lombok Timur, ini.

“Kalau saya bertemu peserta, harus senyum. InsyaAllah kalau kita ramah, mereka pasti juga akan menerima kita dengan baik. Kalau pun ada yang menolak, kitanya juga harus pintar-pintar menjelaskan kepada mereka mengenai pentingnya membayar iuran dan manfaat yang akan mereka dapatkan dengan menjadi peserta JKN-KIS,” tuturnya.

Tugas menjadi Kader JKN-KIS memang tidak mudah. Harus tangguh dan memiliki mental yang kuat. Walaupun memiliki keterbatasan dalam mengendarai kendaraan roda dua, hal itu bukan menjadi hambatan bagi Nursehan. Ia seringkali menggunakan kendaraan umum dan berjalan kaki berkunjung dari rumah ke rumah demi melaksanakan tugasnya. Ia pun sering berpesan kepada para peserta JKN-KIS untuk segera menunaikan kewajibannya membayar iuran.

“Saya seringkali memberitahu peserta mengenai pentingnya punya perlindungan kesehatan. Kita semua pasti berisiko sakit. Tidak ada juga yang jamin berapa jumlah biaya yang akan kita keluarkan kalau sakit. Oleh karenanya, lebih baik rutin bayar iuran, hidup jadi tenang. Mudah-mudahan kita semua dalam keadaan sehat,” ujar Nursehan. (r/*)