Sebarkan Amal Jariyah Melalui Program JKN-KIS

0
Baiq Asmiyatun

Selong (suarantb.com) – Keterbatasan dalam berbicara tak membuat Baiq Elly Sirtufilahili (42) lantas tak ikut berpartisipasi dalam program JKN-KIS. Siang itu (14/10), Ia tampak ditemani oleh kakak kandungnya, Baiq Asmiyatun (50) mengunjungi kantor BPJS Kesehatan untuk mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS.

“Untuk jaga-jaga, kalau nanti sakit tidak perlu memikirkan biayanya. Tapi, semoga saja kami tetap sehat terus,” ungkap Asmiyatun ketika ditemui tim Jamkesnews.
Seperti halnya yang tertera pada Undang-undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, bahwa mereka yang berkebutuhan khusus tetap dilindungi hak-haknya terutama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Melalui program JKN-KIS inilah setiap warga Negara Indonesia tanpa terkecuali dapat memperoleh perlindungan kesehatan secara menyeluruh.

“Menurut saya, iuran JKN-KIS ini masih terjangkau bagi saya sekeluarga. Menyisihkan sedikit penghasilan dari jualan di pasar Insya Allah tidak memberatkan. Sekarang kan biaya perawatan di rumah sakit itu mahal, lebih baik disiapkan dari sekarang,” ujar Asmiyatun.
Elly yang mendengar ucapan Asmiyantun tampak mengangguk-angguk membenarkan ucapan kakaknya.

Terkait informasi tentang penyesuaian iuran JKN-KIS, Asmiyatun mengungkapkan bahwa tidak mempermasalahkannya asalkan hal itu diikuti dengan peningkatan pelayanan kesehatan baik itu di puskesmas maupun di rumah sakit.

“Sebelumnya adik saya pernah sekali dirawat di puskesmas, waktu itu masih jadi pasien umum karena belum punya JKN-KIS. Biaya yang dikeluarkan lumayan besar. Saya tidak mau kejadian lagi seperti itu. Kalau sekarang jadi peserta JKN-KIS, tidak apa apa bayar tiap bulan, yang penting sehat,” tutur wanita asal Desa Sambelia ini.

Kesehatan keluarga menjadi hal yang diutamakan yang bagi Asmiyatun dan Elly. Menurut mereka, menjadi peserta JKN-KIS adalah langkah baik untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi orang-orang terdekat dan kerabat mereka. Keduanya berharap agar tetap sehat dengan berusaha menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk memperoleh jaminan kesehatan yang berkualitas.

“Insyaallah jadi amal jariyah. Buktinya Alhamdulillah orang tua saya yang pensiunan PNS tetap sehat sampai sekarang. Sejak jaman Askes sampai BPJS Kesehatan. Sudah puluhan tahun, iuran yang terpotong dari gaji bapak pasti untuk menolong peserta yang lain,” cerita Asmiyatun ketika ditanya mengenai sistem gotong royong BPJS Kesehatan.

Asmiyatun berharap ke depannya semoga setiap peserta JKN-KIS dapat semakin terpuaskan dengan layanan kesehatan yang mereka terima, baik itu di fasilitas kesehatan primer maupun di fasilitas kesehatan rujukan atau rumah sakit. Selain itu ia juga mengingatkan kepada peserta JKN-KIS yang lain untuk selalu memenuhi kewajibannya membayar iuran setiap bulan. (r/*)