Bupati Dorong Pembangunan Konstruksi Berpikir Masyarakat

0

Dompu (Suara NTB) – Membangun konstruksi berpikir bahwa kesehatan merupakan tanggungjawab semua pihak menjadi tantangan ke depan. Perlu kerja lebih keras untuk mewujudkannya dan meyakinkan bahwa hidup sehat itu hemat.

Hal itu disampaikan Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin pada acara pembukaan rapat kerja kesehatan daerah (Rakerkesda) Kabupaten Dompu di aula PKK Dompu, Rabu, 18 September 2019.

Menurut H. Bambang, ada beberapa masalah di Dompu yang harus segera dilakukan yaitu meyakinkan masyarakat bahwa masalah kesehatan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tapi menjadi tanggungjawab semua pihak.

Ia mencontohkan soal pemberian vaksin pada korban gigitan anjing. Kendati sudah dijelaskan bahwa vaksinnya harus lengkap empat kali, tapi faktanya ketika vaksin ketiga dan keempat sering kali sulit ditemui. Padahal vaksin tersebut gratis dan bila tidak divaksin lengkap, ancaman terhadap penyebaran virus rabies bisa mematikan.

Bupati Dompu bersama Forkopimda dan peserta rapat kerja kesehatan daerah (Rakerkesda) tahun 2019 di gedung PKK Dompu, Rabu, 18 September 2019.

“Diimunisasi satu kali, untuk yang berikutnya harus dicari. Itu yang ingin saya katakan, yang merasa bermasalah dan membutuhkan ini siapa,” tanya H. Bambang.

Kesadaran masyarakat ini juga yang menyebabkan BPJS kesehatan hingga saat ini terus merugi. Sebagian masyarakat mau enaknya saja. Ketika membutuhkan layanan kesehatan seperti mau operasi baru bayar iuran BPJS dan setelahnya menunggak.

“Mau operasi lagi karena penyakitnya kambuh, bayar lagi. Kalau seperti ini, saya kira masalahnya tidak akan selesai,” terangnya.

Yang harus dilakukan saat ini membangun persepsi masyarakat, membangun cara berpikir masyarakat bahwa tanggungjawab kesehatan ini adalah tanggungjawab semua orang. Dengan menggeser tanggungjawab ini, maka mewujudkan pencegahan penyakit akan mudah dilakukan.

“Kegagalan berpikir bahwa sehat itu kebutuhan kita. Jadi ini yang harus terus kita bangun di Dompu,” harap H. Bambang.

Pada rapat kerja ini, Bupati meminta Dinas Kesehatan untuk benar – benar memiliki data masalah, sehingga mudah dalam merumuskan solusinya. Keputusan dan program yang dibuat juga harus bisa dieksekusi dan dilaksanakan.

“Saya setuju kita bikin orang Dompu sehat, tetapi yang harus kita lakukan sekarang. Bagaimana meyakinkan orang Dompu bahwa hidup sehat itu hemat,” terangnya.

Dengan perbaikan – perbaikan tingkat pendapatan masyarakat saat ini, kata H. Bambang, harusnya orientasi kesehatan pada pencegahan. Itu dapat dilakukan dengan perilaku hidup sehat dan makan makanan yang sehat.

“Makan sehat itu, tidak harus mahal. Masalah kesehatan ini sebenarnya, ketidak seimbangan gizi,” terangnya.

Inovasi bubur, jagung, kelor, dan ikan yang digalakkan kepala Dinas Kesehatan untuk mengatasi masalah stunting diapresiasi Bupati Dompu. Namun ia mendorong, itu tidak digeser menjadi rutinitas yang dilakukan Puskesmas saat turun posyandu. Tapi itu harus didorong menjadi kebiasaan dan dimulai dari sekolah, sehingga anak – anak bisa meminta kepada orang tuanya membuatnya setiap pekan untuk keberagaman konsumsi.

“Kalau masyarakat bisa diyakinkan bahwa dengan makan ibu jari, ini salah satu cara yang mudah. Saya yakin, tidak ada orang Dompu yang kelaparan. Masalah – masalah yang terjadi di tengah kita adalah variasi gizi, variasi nutrisi,” katanya.

Sebelumnya, kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Hj. Iris Juita Kastianti, SKM, MMKes dalam laporannya menyampaikan, pembangunan kesehatan di kabupaten Dompu merupakan salah satu pembangunan prioritas yang harus dilaksanakan dengan baik, guna terwujudnya masyarakat Dompu yang sehat. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata dan bermutu. Serta meningkatkan upaya kesehatan masyarakat yang berkualitas merupakan 2 misi Dinas Kesehatan Dompu dalam mewujudkan Dompu yang sehat.

Ada beberapa program yang menjadi prioritas kesehatan di Dompu yaitu percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatus, menurunkan stunting, tereliminasi TBC, meningkatkan cakupan mutu imunisasi, dan peningkatan pencegahan penyakit tidak menular, serta eliminasi rabies. Penurunan angka kematian ibu melahirkan dan kematian neonatus melalui kelas ibu, kelas remaja, dan kelas security air susu ibu (ASI).

“Kelas security ini, karena di NTB, ASI ekslusifnya masih rendah. Security ASI adalah tanggungjawab bapak – bapak, sekaligus jadi securitynya,” ungkap Hj. Iris.

Pembentukan kelompok TB dan ketuk pintu untuk eliminasi TBC, posyandu keluarga untuk peningkatan cakupan imunisasi. Inovasi bubur, jagung, kelor (Ibu Jari) menjadi inovasi untuk pengingkatan status penanganan stunting.

“Anak yang sudah diberi imunisasi dasar lengkap akan diwisuda. Kecamatan Kilo sudah melakukan. Yang diwisuda anak – anaknya, tapi yang dandan ibu – ibunya,” katanya.

Berbagai inovasi dan terobosan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, kata Hj. Iris Juita, tersebar di seluruh Puskesmas se Kabupaten Dompu. di Puskesmas sudah tersedia alat, tenaga, sarana dan prasarana lengkap. “Semua puskesmas kita terakreditasi. Sudah melayani 24 jam,” ungkapnya. (ula/*)