Kampung KB Miniatur Pembangunan

0
Suasana penarikan doorprize setelah selesai pemaparan materi sosialisasi dari para narasumber, dalam acara sosialisasi advokasi dan KIE program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Lingkungan Tegal Kelurahan Selagalas Kota Mataram ,Rabu (13/3) kemarin. Tampak Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Ermalena MHS, Plh Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Drs. Samaan M.Si, Kepala Bidang Advokasi Penggerakan Informasi (Adpin) BKKBN Provinsi NTB, Drs. Samsul Anam, M.Ph saat membacakan kupon pemenang hadiah doorprize.

Masyarakat Ikuti Sosialisasi Advokasi dan KIE Program KKBPK dari BKKBN NTB Bersama Mitra Kerja

Mataram (Suara NTB) – Kampung KB di Lingkungan Tegal, Kelurahan Selagalas, Kota Mataram  baru terbentuk   bulan November 2018 lalu. Sehingga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan  pengurus tentang Kampung KB, Perwakilan BKKBN NTB bersama mitra kerja dalam hal ini Komisi IX DPR RI menggelar sosialisasi advokasi dan KIE program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)  di Lingkungan Tegal Kelurahan Selagalas Kota Mataram ,Rabu (13/3) kemarin.

Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Ermalena MHS,  Plh Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Drs. Samaan M.Si, Kepala Bidang Advokasi Penggerakan Informasi (Adpin) BKKBN Provinsi NTB, Drs. Samsul Anam, M.Ph, dan pengurus kampung KB Lingkungan Tegal.

Sebelum pemberian materi sosialisasi, Ketua Panitia kegiatan sekaligus Kepala Bidang Advokasi Penggerakan Informasi (Adpin)  Perwakilan BKKBN  NTB, Drs. Samsul Anam, M.Ph memberikan hadiah kepada para peserta. Namun, hadiah akan diberikan jika peserta bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Dalam kesempatan tersebut, ketua panitia menanyakan tentang usia ideal pernikahan dan juga masa keemasan bagi anak serta waktu pemberian ASI kepada anak. Karena hal ini penting untuk diketahui oleh masyarakat sehingga bisa melahirkan generasi yang berkualitas.

Ketua Kampung KB Lingkungan Tegal Kota Mataram, H. Muhammad Hamdi Haris S.Pdi saat memberikan sambutan selamat datang menyebutkan, jumlah penduduk di Lingkungan Tegal sebanyak 1.846 jiwa dengan jumlah kepala keluarga atau KK sebanyak 565 KK. Dari kepala keluarga di Lingkungan Tegal tersebut, yang menjadi peserta KB aktif sebesar 70 persen lebih. ‘’Di Lingkungan Tegal ini ada 1.846 jiwa dan sebesar 70 persen merupakan peserta aktif,’’ katanya

Sementara itu, Plh Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Drs. Samaan M.Si, dalam arahannya mengatakan, saat ini jumlah penduduk di Kota Mataram sudah sangat padat. Sehingga keberadaan BKKBN bersama mitra kerja memberikan sosialisasi kepada  masyarakat yaitu agar jumlah penduduk bisa dikendalikan. Pengendalian penduduk ini dikendalikan dengan mengikuti program KB.

“BKKBN tugasnya bagaimana mengendalikan jumlah penduduk. BKKBN tidak melarang orang melahirkan tapi bagaimana agar tidak cepat bertambah. Jumlah penduduk di Kota Mataram sudah sangat padat dan  jika tidak dikendalikan pertumbuhannya, tentu akan menimbulkan banyak masalah,’’ katanya.

Ia menyebutkan, rata-rata penduduk NTB melahirkan 2,5 anak. Namun di Kampung KB Tegal rata-rata dalam satu KK terdapat 4,5 jiwa. Sehingga untuk mengatur kelahiran, masyarakat disarankan untuk ikut program KB dan menggunakan alat kontrasepsi. Saat ini tidak saja perempuan yang bisa menggunakan alat  kotrasepsi melainkan juga pria. “Pria ini juga punya alat kontrasepsi,”katanya.

Pengendalian penduduk ini sangat penting. Karena jika tidak dikendalikan maka akan menimbulkan persoalan-persoalan sosial. Ia mencontohkan, salah satu indikator padatnya jumlah penduduk yaitu mulai terjadi kemacetan, sulit mencari pekerjaan, dan persoalan lainnya. Selain itu, jumlah pendapatan masyarakat saat ini tidak diimbangi dengan percepatan jumlah penduduk. Sehingga hal ini dinilai akan memicu terjadinya kriminalitas seperti pencurian, pembegalan dan sebagainya.

Kampung KB juga diharapkan menjaga keamanan lingkungan.”Kita sudah banyak mendengar  berita  kriminalitas, seperti penculikan, pembegalan dan sebagainya.  Hal ini terjadi karena  pertumbuhan  jumlah penduduk tidak  diikuti jumlah pendapatan. Kampung KB  disini diharapkan mempunyai program keamanan, agar penduduk disini menjadi aman,”ujarnya.

Melalui program KB yang sudah berjalan saat ini, salah satu tujuannya untuk meningkatkan kualitas SDM. Untuk mengetahui kualitas SDM maka bisa dilihat dari pendidikan yang ditempuh. Menurutnya, pendidikan di NTB rata-rata selama tujuh tahun atau tamat Sekolah Dasar (SD). Jika ini tidak ditingkatkan maka akan kalah saing dengan yang lain. ‘’Rata-rata pendidikan di NTB sampai 7 tahun tidak tamat SMP. Kalau itu tidak ditingkatkan kualitasnya untuk belajar lebih tinggi maka kita akan ketinggalan,’’ katanya.

Dra. Hj. Ermalena MHS dalam kegiatan sosialisasi berdialog dengan para peserta dan menanyakan jumlah anak.  Beberapa dari para peserta ternyata  ada yang memiliki lebih dari dua orang anak.  Sebelum tiba di lokasi sosialisasi, Hj. Ermalena sempat berkeliling melihat kondisi di Lingkungan Tegal Kelurahan Selagalas Kota Mataram. Menurutnya, Lingkungan Tegal padat penduduk  terlihat dari bangunan rumah masyarakat. “Tadi sebelum saya ke sini saya putar mobil sampai ke sana, ke atas itu. Ternyata di sini padat penduduk,”katanya.  Dia juga menegaskan, jika penduduk tidak dikendalikan maka masyarakat akan kesulitan untuk membangun tempat tinggal,  karena lahan kosong sudah mulai berkurang.

Keberadaan Kampung KB di Lingkungan Tegal diharapkan untuk menekan angka pernikahan dini dan putus sekolah. Karena jika anak putus sekolah maka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpotensi terhadap peningkatan angka kemiskinan. “Kalau kita ingin mendapatkan anak yang berkualitas, Kampung KB ini tidak boleh ada anak yang putus sekolah. Karena kalau anak putus sekolah, maka  tidak akan dapat ijazah,  tidak dapat kerja,  dan tidak dapat uang,”katanya.

Ermalena meminta agar keberadan Kampung KB bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk meningkatkan kualitas SDM di Lingkungan Tegal. Karena dengan memiliki SDM yang berkualitas maka, kemiskinan bisa ditekan dan pendidikan anak-anak bisa lebih tinggi. Sehingga bisa bersaing dengan yang lain. Keberadaan Kampung KB ini, bisa  menjadi miniatur pembangunan. ‘’Kampung KB adalah miniatur pembangunan. Sehingga kita semua harus berpartisipasi,’’ harapnya

Untuk memeriahkan kegiatan sosialisasi, panitia menyiapkan berbagai macam hadiah doorprize menarik kepada para peserta.  Panitia juga menyerahkan satu buah laptop kepada pengurus Kampung KB, dan menyerahkan pula satu buah waerless kepada salah satu pondok pesantren setempat. (azm/*)