Waspada Peredaran Tramadol Selama Ramadan

0

Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB beberapa tahun terakhir tengah berkonsentrasi untuk menghentikan peredaran tramadol tanpa izin. Tidak sedikit warga terutama anak muda yang mengonsumsi obat ini tanpa resep dokter. Efeknya pun hampir sama dengan mengonsumsi narkoba. Karena menimbulkan ketergantungan. Hal ini menjadi perhatian khusus Dinas Kesehatan (Dikes) NTB selama Ramadan.

“Memang ini masih menjadi fokus kita, bagaimana caranya memberikan efek jera terhadap pemakai. Termasuk yang memasok juga,”  tegas Kepala Dikes NTB dr. Nurhandini Eka Dewi, di Mataram, Jumat, 9 Juni 2017.

Di NTB peredaran tramadol terbanyak di Kota Mataram dan Kota Bima. Konsumen terbanyak adalah pelajar dan mahasiswa atau anak muda. Para orang tua diminta untuk mengawasi anak-anaknya, sehingga tidak terjebak atau kecanduan obat terlarang.

“Tramadol itu kan obat, tapi harus dengan resep dokter. Kalau yang beredar ini kan yang berasal dari pasar gelap,” ujarnya.

Dikes berharap pihak sekolah dapat mengawasi lebih intensif para pelajar. Selain itu, edukasi-edukasi untuk mencegah mereka mengonsumsi itu juga sangat diperlukan.  “Ramadan ini memang masih intensif lakukan pengawasan terhadap obat-obatan yang beredar. Kami juga sudah bekerjasama dengan BBPOM dan SKPD lainnya,” lanjut dr. Eka.

Menurutnya peredaran tramadol masih mengkhawatirkan. Sebab ia melihat pemakai atau pelaku tidak jera. Terlebih hingga saat ini belum ditemukan pemasok terbesar obat tersebut yang melalui pasar gelap. “Sebenarnya itu obat boleh dikunsumsi, dengan catatan harus sesuai resep dokter. Ini yang jual kan sembarang, apalagi harganya juga relatif terjangkau,” ujarnya.

Ia berpesan agar anak muda lebih banyak melakukan hal bermanfaat selama Ramadan. Mendekatkan diri kepada Tuhan dan menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat merugikan kesehatan diri. (lin)