Kasus DBD di NTB Terus Bertambah

0

Mataram (suarantb.com) – Menurut data Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB, tercatat hingga 14 November 2016 jumlah kasus atau penderita DBD mengalami peningkatan. Dari 2.500 kasus, kini jumlah kasus telah bertambah menjadi 2.900 kasus.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Nurhandini Eka Dewi, Jumat, 18 November 2016. “Tercatat 14 November 2016 sudah 2.900 penderita. Tetapi tidak ada pertambahan untuk korban yang meninggal,” ujarnya.

Diakui Eka, peningkatan jumlah penderita DBD ini paling banyak terjadi di Kabupaten Lombok Timur. Dimana jumlah penderitanya mencapai 933 orang. Sedangkan di Kota Mataram mencatat 822 penderita.

“Walaupun jumlah lebih banyak Lombok Timur, tapi proporsinya kan jumlah penderita 933 dari 1.250.000 penduduk. Sedangkan Mataram 822 orang dari sekitar 400 ribu penduduk. Jadi resikonya tetap lebih gede di Mataram,” paparnya.

Usaha untuk mencegah peningkatan jumlah penderita DBD masih terus dijalankan, seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Namun, untuk daerah padat penduduk ia meminta semua orang ikut bertanggung jawab. Untuk itu, Dikes NTB pada Hari Kesehatan beberapa waktu lalu meluncurkan program Satu Rumah Tangga Satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik).

Program ini menurutnya terbilang lebih efektif, karena salah satu anggota keluarga akan terus memantau keadaan lingkungan sekitar rumah agar terbebas dari jentik nyamuk.

“Kalau dulu kan Jumantiknya diambil dari kader, tapi tidak efektif. Karena orang lain yang mengawasi. Jadi kita luncurkan program ini, khususnya di wilayah yang kasus DBD-nya tinggi,” jelasnya.

Selain pemberantasan jentik, Eka mengaku belum ada program efektif yang bisa dilakukan untuk memberantas DBD. “WHO sendiri belum menemukan solusi lain untuk memberantas DBD. Jadi masih tetap memberantas jentik, dan ditambah dengan melakukan kegiatan 3M seminggu sekali,” imbuhnya. (ros)