Frekuensi Gangguan Kelistrikan Meningkat Akibat Layangan

0
Layangan tersangkut di tiang listrik milik PLN

Mataram (Suara NTB) – Beberapa bulan terakhir, layang layang telah menjadi primadona di hampir  seluruh daerah di Lombok. Tak hanya anak anak, bahkan orang dewasa pun turut memainkan permainan tradisional tersebut.

Namun, PLN mencatat beberapa kali gangguan listrik yang disebabkan oleh layang layang,  yang tersangkut di jaringan PLN.

Terkait hal tersebut, Sekretaris Daerah  Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Aryadi, M. Si mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran untuk menjaga aset yang dimanfaatkan untuk kepentingan umum,  terutama listrik.

“Kalau listrik terganggu, aktifitas masyarakat juga terganggu. Jadi, mari kita jaga listrik dengan tidak bermain layang layang di dekat jaringan PLN.” kata L. Gita.

Dony Noor Gustiarsyah, Manager PLN UP3 Mataram menjelaskan frekuensi gangguan di Lombok yang meningkat karena layang layang.

“Dua bulan terakhir, sudah terjadi 26 kali pemadaman di masyarakat yang diakibatkan layang layang tersangkut di jaringan PLN.” Jelas Dony.

Pada saat suhu menjadi lembab, embun atau datang hujan, layang layang yang tersangkut ini dapat berubah menjadi objek atau bahan yang menghantarkan listrik atau konduktor. Ketika jaringan saling terhubung, maka dapat menyebabkan arus hubung singkat, yang mengakibatkan gangguan listrik di masyarakat sekitar.

“Inspeksi rutin terus kami lakukan. Hampir setiap hari kami membersihkan layangan di jaringan. Dalam 1 minggu, kami bisa menemukan 20-25 layang layang yang berpotensi menyebabkan padam.” Jelas Dony.

Per Juli 2020, sistem kelistrikan Lombok memiliki 104 jalur utama untuk menyalurkan listrik ke masyarakat. Total panjang jaringan distribusi 20 kV 6.500 kms dan panjang transmisi 150 kV 452,44 kms, yang semuanya harus dipastikan bersih dari layang layang atau objek apapun yang dapat mengganggu pasokan listirk.

“PLN tentunya dalam hal ini tidak bisa sendiri. Kami perlu peran serta masyarakat. Salah satunya adalah dengan tidak bermain layang layang di sekitar jaringan PLN.” Imbau Dony.

Sosialisasi terus dilakukan kepada masyarakat terkait bahaya layang layang ini. Terjun langsung ke masyarakat, kantor  desa, media sosial dan juga berbagai cara yang lain.

“Kepada seluruh masyarakat, sekali lagi kami minta untuk tidak bermain layang layang di sekitar jaringan PLN.  Selain berbahaya untuk diri sendiri, juga dapat mengganggu pasokan listrik untuk masyarakat sekitar.” demikian Dony.(bul)