Giri Menang (Suara NTB) – Pemkab Lombok Barat (Lobar) memangkas target penurunan kemiskinan sebesar 2 persen lebih dari sebelumnya ditargetkan 14 persen lebih menjadi 16 persen lebih. Untuk mengentaskan kemiskinan tersebut, Pemkab Lobar mengalokasikan dana Rp 67 miliar lebih.
Hal ini terungkap dalam rapat penyelerasan program kemiskinan yang dihadiri Bupati Lobar H. Fauzan Khalid bersama SKPD lingkup Pemkab Lobar, Kamis, 12 Oktober 2017.
Pada kesempatan itu, Kepala Bappeda Lobar, Dr. H. Baihaqi memaparkan, ada lima sasaran prioritas. Kelima sasaran prioritas tersebut antara lain, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,90%, angka kemiskinan turun menjadi 16,25%, tingkat pengangguran terbuka 3,5%, inflansi 2,77% dan indeks gini rasio 0,273%.
Menurutnya, sinkronisasi dan sinergi prioritas pembangunan tahun 2018, terdiri dari bidang pendidikan dan kesehatan. Bidang ini lebih kepada penekanan kualitas dan aktualisasi budaya. Pagu anggaran bidang ini, telah disiapkan sebesar Rp 189,9 miliar. Bidang lain meliputi perumahan dan permukiman, infrastruktur, konektivitas dan kemaritiman, disiapkan dana Rp 126,1 miliar.
Untuk bidang pengembangan dunia usaha, pariwisata, ketahanan pangan dan ekonomi kreatif, ditekankan pada peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan daerah disiapkan pagu anggaran sebesar Rp 42,1 miliar. “Demikian pula bidang penanggulangan kemiskinan dan polkumham masing-masing disipkan pagu anggaran Rp 67,4 miliar dan Rp 5,8 miliar,”jelasnya.
Di tempat yang sama, Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid pun memberikan kebijakan positif. APBD 2018, kata dia terfokus pada infrastruktur yang sasarannya meliputi jalan, pendidikan, kesehatan, pertanian dan industri kecil/usaha kecil.
Khusus untuk industri dan usaha kecil, bupati lebih bijaksana melirik produksi gula aren atau gula semut. Alasannya, karena air nira sebagai bahan baku pembuatan gula aren, hampir 10 ribu liter per hari disulap menjadi minuman tuak. “Jumlah ini kita ambil rata-rata per kecamatan,” terangnya. (her)