Empat Tahun, Lahan Jagung di Kota Bima Meluas 2.000 Persen

0
Ilustrasi Lahan Jagung.

Kota Bima (Suara NTB) – Animo warga Kota Bima menanam jagung dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal itu ditunjukkan terus meluasnya lahan atau area tanam jagung dalam 4 tahun terakhir, dari hanya ratusan hektar kini menjadi ribuan hektar.

Data Dinas Pertanian (Distan) Kota Bima, lahan atau area tanaman jagung sejak tahun 2016 hanya seluas 300 hektar. Tapi memasuki tahun 2020 luas lahannya mencapai 6.000 hektar alias bertambah luas 2000 persen. Dari luas lahan ribuan hektar itu menghasilkan kurang lebih 300 ribu ton jagung.

“Sejak tahun 2016 hanya 300 hektar dan tahun 2020 luasnya mencapai 6.000 hektar,” kata Kabid Tananam Pangam dan Holtikultura Distan Kota Bima, A. Nazir S.Pt, Kamis, 2 Desember 2021.

Nazir mengaku, lahan jagung seluas 6.000 hektar tersebut, terbagi dalam beberapa kategori dan jenis lahan. Seperti tegalan, ladang kering, huma dan sawah. Namun khusus area persawahan luasnya hanya 300 hektar saja. “Jenis lahan yang paling besar untuk tanam jagung yakni tegalan dan ladang kering,” ujarnya.

Lebih lanjut Ia mengatakan, lahan  tanaman jagung di Kota Bima pada tahun 2021 diprakirakan terus bertambah.  Luas lahannya diprakirakan hingga mencapai 1.000 hektar. Dengan demikian total lahan jagung bisa mencapai 7.000 hektar. “Tahun ini diprakirakan bertambah meluas 1.000 hektar,” ujarnya.

Nazir menjelaskan, meski belum memasuki puncak musim tanam, warga sudah banyak yang menaman jagung, dengan luas lahan mencapai 320 hektar. Padahal puncak musim tanam di Kota Bima pada Bulan Desember 2021. “Bulan November kemarin ada 320 hektar lahan yang sudah ditanam jagung. Padahal puncak musim tanam Bulan Desember,” ujarnya.

Ia mengaku selain jagung, lahan di Kota Bima juga sebenarnya ditanami komoditas lainnya seperti kacang tanah, kedelai dan singkong. Hanya saja luas lahannya tanamnya sedikit yakni kisaran antara 1 sampai dengan 2 persen. “99 persen lahan di Kota Bima didominasi tanaman jagung. Sisanya tananam kacang tanah kedelai dan singkong,” katanya.

Nazir menambahkan, warga Kota Bima beralih menanam jagung ada beberapa faktor, seperti biaya tanam yang murah harganya relatif stabil, hingga permintaan dan kebutuhan pasar yang terus meningkat. “Faktor utama pengaruh pasar. Kebutuhan dan permintaan jagung terus meningkat setiap tahun,” pungkasnya. (uki)