Ekskul Tenun di Sekolah, Lestarikan Budaya dan Jadi Penggerak Ekonomi Masyarakat

0
Siswi-siswa SMAN 2 Bayan sedang menenun kain. (Ekbis NTB/ist)

SMAN 2 Bayan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombik Utara (KLU) berkomitmen turut ambil bagian untuk melestarikan atribut budaya. Salah satuya melalui pembinaan ekstrakurikuler (ekskul) tenun bagi siswa dan siswi SMAN 2 Bayan.

Ekstrakurikuler ini diinisiasi oleh Kepala SMAN 2 Bayan, Moch Fatkoer Rohman, S.Pd, dan guru pembina, Raden Efta Natasa Putra, S.Pd., sebagai implementasi dari salah satu poin visi SMAN 2 Bayan, yakni religius berbudaya. Fatkoer menjelaskan, kehadiran ekstrakurikuler tenun ini diharapkan menjadi wadah untuk melatih life skill siswa SMAN 2 Bayan.

“Yang memberikan luaran ganda, yakni melestarikan warisan budaya dan dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat melalui sentra-sentra kerajinan tenun yang nantinya dapat mereka kembangkan setelah menamatkan sekolah,” ujar Fatkoer melalui keterangannya pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Ekstrakurikuler tenun di SMAN 2 Bayan kini tengah menjadi salah satu fokus sekolah. Hal ini dibuktikan dengan pengadaan berbagai sarana pendukung, di antaranya alat tenun dan bebagai bahan yang diperlukan, serta kegiatan pembinaan pun intens dilakukan.

Pembina ekstrakurikuler tenun SMAN 2 Bayan, Raden Efta Natasa Putra memaparkan, bahwa saat ini baru 12 orang siswi yang intens dilatih. Ke depannya mereka diharapkan menjadi pemantik minat bagi siswa dan siswi yang lain untuk bergabung dalam ekstrakurikuler tenun tersebut.

Tahapan pembinaan dilakukan mulai dari tahap pelatihan produksi, pemahaman akan makna-makna yang terdapat dalam setiap motif tenun, dan pelatihan pemasaran. Beberapa bulan ke depan ditargetkan akan ada sejumlah produk kain tenun hasil karya siswa SMAN 2 Bayan yang siap dipasarkan.

Kain tenun Bayan dengan berbagai motifnya memiliki filosofi dan makna yang mendalam. Di mana setiap untaian benang yang membentuk pola-pola dan warna tertentu melambangkan nilai-nilai yang dianut dan dipanuti oleh masyarakat Bayan, sebagai warisan dan wasiat tersirat dari leluhur.

“Kain tenun Bayan merupakan aset budaya yang berharga, yang menggenapi kekayaan budaya nusantara, sehingga perlu dilestarikan agar kembali dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang sebagai temali peneguh kepribadian bangsa,” ujar Fatkoer.

Fatkoer menekankan, upaya pelestarian atribut budaya berupa kain tenun Bayan dapat dilakukan dengan memberikan edukasi dan keterampilan kepada generasi penerus secara turun temurun. (ron)