Pertumbuhan Industri Keuangan di NTB Lampaui Nasional

0

Mataram (Suara NTB) – Pertumbuhan industri keuangan di NTB menunjukkan tren yang sangat positif. Sejumlah indikator tumbuh, melampaui pertumbuhan industri keuangan nasional.

Positifnya pertumbuhan industri keuangan ini disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB, Farid Faletehan di ruang kerjanya, Selasa, 28 Januari 2020 kemarin. Beberapa indikator pertumbuhan seperti disampaikannya.

Per November 2019, aset bank umum, baik bank umum konvensional maupun syariah yang beroperasi di NTB tumbuh 14,49 % dari bulan November 2018. Nilai asetnya dari Rp45,76 triliun naik menjadi Rp53,31 triliun. Sementara pertumbuhan aset bank umum secara nasional hanya tumbuh 6,77 % pada periode yang sama.

Kemudian kredit (pembiayaan)  pada periode yang sama juga mengalami pertumbuhan sebesar 17,96 %. Dari jumlah kredit Rp37,87 triliun pada November 208 menjadi Rp44,62 triliun pada November 2019. Sementara pembiayaan secara nasional hanya tumbuh sebesar 7,05%. ‘’Pertumbuhannya sangat luar biasa di NTB,’’ ujar Farid.

Sementara DPK (Dana Pihak Ketiga), berupa tabungan, deposito dan giro pada periode yang sama juga tumbuh 16,41% di NTB.  Atau pada November 2018 sebesar Rp28,7 triliun menjadi Rp33,42 triliun pada November 2019. Sementara DPK bank umum secara nasional hanya tumbuh 6,72%.

Pertumbuhan bisnis industri keuangan yang sangat diapresiasi OJK ini disumbang oleh beberapa sektor utama. Pertama pertambangan/galian yang mengalami pertumbuhan kredit sebesar 52,02%  atau menyumbang Rp8,07 triliun. ‘’Pada Oktober 2019, kredit yang masuk ke sini (ke NTB) sebesar Rp2 triliun,’’ sebut Farid .

Kedua industri pengolahan pertumbuhan kreditnya 36,24% atau senilai Rp676 miliar. Pertumbuhan kredit ini sejalan dengan kegiatan industrialisasi yang terjadi di NTB. Karena itu, kata Farid, OJK meminta agar terus digaungkan industrialisasi.

Selain itu, sektor pertanian, perikanan dan kehutanan juga mengalami pertumbuhan kredit yang cukup menarik, 27,7%. Dengan total kredit yang disalurkan industri keuangan pada periode November 2018 ke November 2019 sebesar Rp1,03 triliun.

Dengan urutan kredit yang paling mendominasi adalah sektor konsumtif sebesar Rp20,7 triliun. Di dalamnya termasuk pembiayaan KPR, ruko, kendaraan dan pinjaman multiguna. Kemudian disusul perdagangan besar dan eceran sebesar 12,9% pertumbuhannya. Atatu terealisasi sbesar Rp9,36 triliun. Kemudian disusul pertambangan, pertanian dan konstruksi.

‘’NPL (kredit macet) hanya 1,25%, sementara nasional 2,77%. Sangat bagus juga. Kesadaran masyarakat membayar kewajibannya.  NTB ini luar biasa,’’ demikian Farid.(bul)