Industri Keuangan Masih Tumbuh Menjanjikan di NTB

0
Farid Faletehan. (Suara NTB/bul)

Mataram (Suara NTB) – Industri keuangan diyakini akan tumbuh cukup menjanjikan di Provinsi NTB untuk tahun 2020 ini. Optimisme ini ditopang oleh pergerakan sektor-sektor pendukung lainnya. Pada 2019 lalu, salah satu indikatornya adalah melejitnya pertumbuhan keuangan syariah. Dibuktikan dengan pertumbuhan asetnya mencapai 30,70 persen periode Januari-Oktober 2019.

Persentase pertumbuhan bank umum syariah di NTB bahkan jauh lebih besar dibandingkan bank umum nasional. Aset bank syariah di NTB sudah mencapai Rp15,2 triliun hingga Oktober 2019. Sehingga kontribusinya terhadap semua bank di NTB sebesar 31,18 persen dari seluruh aset bank di NTB. Kemudian kinerja dari sisi dana pihak ketiga (DPK) berupa tabungan dan deposito juga tumbuh sebesar 57,7 persen. Total dana pihak ketiga yang sudah dihimpun sebesar Rp10,4 triliun periode Januari-Oktober 2019.

Lalu pembiayaan juga tumbuh sebesar 26,88 persen yakni sebesar Rp9,66 triliun dengan tingkat persentase pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) hanya 1,7 persen atau masih relatif jauh dari ketentuan maksimal sebesar 5 persen. “Secara umum pertumbuhan industri keuangan di NTB cukup bagus. Secara umum NTB sudah bangkit, tapi pertumbuhannya tidak sebesar sebelum gempa,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB, Farid Faletehan.

Ekonomi NTB di papan atas didominasi oleh sektor pertanian, perdagangan, dan pertambangan. Tiga sektor tersebut sedang mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Dibuktikan dengan tumbuhnya kredit di masing-masing sektor itu. Karena itulah, orang nomor satu di OJK NTB ini meyakini pertumbuhan industri jasa keuangan dapat mengungguli pertumbuhan industri keuangan secara nasional.

Bahkan tahun 2021 mendatang ia membayangkan pertumbuhan industri keuangan di provinsi ini sangat melejit. “Pariwisata juga terus berkembang. Ekspor pertanian sudah mulai dilakukan,” imbuhnya. Baru-baru ini Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah melepas ekspor manggis dan kopi ke Tiongkok dan Korea Selatan. Ekspor perdana pada 17 Deseber 2019 di puncak HUT NTB ini, kata Farid memperlihatkan tumbuhnya semangat para petani, atau pengusaha di sektor ini. Belum lagi sektor kelautan perikanan yang juga telah mulai dilakukan oleh para pengusaha atas nama NTB.

“Walaupun nilai ekspornya masih kecil-kecil. Tapi semangatnya sudah mulai tumbuh,” ujarnya. Selain itu, pegadaian swasta juga ekspansif ke NTB. Baru-baru ini, OJK NTB telah melakukan fit and proper test kepada direksi salah satu pegadaian swasta yang akan membuka sebanyak lima cabang di NTB. Dalam waktu dekat, otoritas telah mengeluarkan izin-izinnya. “Kemarin saya sudah ketemu dengan pemegang sahamnya, sepertinya dia komit ivestasi dan mau mengembangkan, 2020 targetnya juga cukup tinggi. Untuk gadai memang bagus di NTB, katanya termasuk tinggi potensinya, daerah yang sangat bagus untuk industri pegadaian, khususnya emas,” kata Farid. Indikator-indikator itulah yang menujukkan optimisme pertumbuhan industri keuangan di provinsi ini. (bul)