NTB Siapkan 200 Tenaga Konstruksi Kerjakan Proyek Infrastruktur MotoGP

0
Hasim Musleh Ibrahim (Suara NTB/nas)

Mataram (Suara NTB) – NTB telah ditetapkan menjadi tuan rumah penyelenggaraan MotoGP tahun 2021 mendatang. Berbagai persiapan dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemkab Lombok Tengah menyukseskan event internasional tersebut.

Salah satunya membangun infrastruktur pendukung seperti akses jalan by pass dari Lombok International Airport (LIA) menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sepanjang 17 Km. Kemudian perpanjangan landasan pacu (runway) dan perluasan LIA. Di samping itu, di KEK Mandalika juga sedang dibangun sejumlah hotel dan akan dibangun Sirkuit Mandalika Oktober mendatang.

Pembangunan infrastruktur MotoGP diperkirakan akan menyerap sekitar 300.000 tenaga konstruksi. Hal ini menjadi tantangan Pemprov NTB dan Pemda kabupaten/kota untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil di bidang konstruksi.

Kepala Bidang Bina Jasa  Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) NTB, H. Hasim Musleh Ibrahim, ST, MT mengatakan, tenaga kerja lokal perlu bersaing dan terlibat dalam pembangunan proyek bernilai triliunan rupiah tersebut. Hasim mengatakan, Bidang Bina Konstruksi Dinas PUPR NTB, Pemkab Lombok Tengah bersama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah melatih sekitar 200 warga sekitar KEK Mandalika.

‘’Tukang-tukang ini kita latih keterampilannya agar mereka mampu bersaing dengan tenaga terampil yang datang dari luar daerah,’’ kata Hasim dikonfirmasi Suara NTB, Senin, 16 September 2019 siang.

Hasim menjelaskan, warga yang diberikan keterampilan pertukangan, kemudian diberikan sertifikat. Sertifikat tersebut bukan saja dapat digunakan di dalam negeri. Tetapi juga dapat digunakan jika mau bekerja ke Malaysia. Karena mereka sudah diakui menjadi tenaga terampil.

Untuk proyek pembangunan jalan by pass LIA – KEK Mandalika saja, kata Hasim, nilainya mencapai Rp1,5 triliun. Belum lagi proyek pembangunan sirkuit, proyek perpanjangan runway, pembangunan hotel di KEK Mandalika. Jika nilai proyek pembangunan infrastruktur mendukung pelaksanaan MotoGP 2021 mencapai Rp10 triliun, maka dibutuhkan 300.000 tenaga konstruksi.

Hasim menjelaskan, dalam proyek senilai Rp1 miliar, menyerap 10 tenaga terdidik dan 2 tenaga ahli. Sehingga dalam proyek senilai Rp1 miliar, menyerap 12 tenaga konstruksi. Belum lagi tenaga kerja tidak terampil, seperti peladen. Sehingga total pekerja yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek konstruksi  senilai Rp1 miliar sekitar 30 orang, terdiri dari tenaga terampil dan tidak terampil.

Apabila nilai proyeknya Rp10 triliun, maka tenaga kerja yang akan terserap sebanyak 300.000 orang. ‘’Sekitar Rp120.000 tenaga terampil dan ahli yang dibutuhkan. Kalau ditambah peladen bisa mencapai 300.000 orang. Ini rencana penyerapan tenaga konstruksi untuk pembangunan infrastruktur MotoGP KEK Mandalika,’’ sebutnya.

Untuk tahap awal, kata Hasim, pihaknya bersama Pemkab Lombok Tengah akan berkoordinasi menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan tenaga ahli. Diharapkan ada dana bantuan dari Indonesia Tourism Development Program (ITDP) sekitar Rp4-5 miliar untuk membantu pembinaan SDM lokal di sekitar KEK Mandalika.

Penduduk lokal akan dilatih dan disertifikasi menjadi tenaga pertukangan. Dengan anggaran sebesar itu, diharapkan 1.000 sampai 2.000 tenaga kontruksi lokal yang terampil dapat dilatih. Sehingga, ketika sejumlah proyek mulai dibangun awal 2020 mendatang, tenaga konstruksi lokal tidak menjadi penonton.

‘’Kebutuhannya memang 300.000 tenaga kerja konstruksi. Kesiapan lokal akan kita siapkan. Ini kalau kesiapan tenaga konstruksi  lokal lamban, maka terpaksa didatangkan dari luar. Karena sekarang di NTB ada rehab rekon rumah korban gempa, sangat banyak membutuhkan tenaga terampil juga,’’ terangnya.

Hasim menyebutkan, NTB masih kekurangan tenaga terampil dan tenaga ahli konstruksi. Namun, ia belum memiliki data yang pasti tentang jumlah tenaga konstruksi di NTB. Saat ini pihaknya sedang melakukan data base, untuk Kota Mataram dan Lombok Barat.

Dijelaskan, kewenangan untuk pembinaan tenaga terampil berada di kabupaten/kota. Sedangkan provinsi berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap tenaga ahli. Baru-baru ini, sebut Hasim telah dilakukan sertifikasi oleh Inkindo sebanyak 180 orang tenaga ahli muda. Tenaga ahli tersebut terdiri dari ahli jalan, ahli K3 dan ahli dalam bidang sumber daya air.

Terkait penyiapan tenaga konstruksi agar masyarakat lokal sekitar kawasan dapat terlibat, Hasim mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Disnakertrans dan Dinas PU Lombok Tengah. Supaya tenaga konstruksi lokal bisa menjadi tuan di rumah sendiri.

‘’Agar tenaga kerja di KEK Mandalika adalah masyarakat lokal. Dengan adanya koordinasi Disnakertrans dan Dinas PUPR Lombok Tengah dan Disnakertrans dan Dinas PUPR NTB, kita bisa sama-sama mendorong masyarakat sekitar KEK Mandalika menjadi tenaga terampil,’’ katanya optimistis. (nas)