Pertamina Jual Murah Elpiji 3 Kg di Daerah Terdampak Gempa

0

Mataram (suarantb.com) – Pertamina (Persero) menggelar operasi pasar (OP) di daerah terdampak gempa untuk proteksi masyarakat yang menjadi korban bencana dari aksi spekulan yang ingin memanfaatkan kesempatan. Seperti diketahui, dua pekan sudah bumi seribu masjid  di guncang gempa.

Berturut-turut, pertama pusatnya di wilayah timur Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara gempa berkekuatan 6,4 skala richter terjadi pada 29 Juli 2018. Lalu dua yang besar pusatnya di Lombok Utara,  terjadi pada 5 Agustus 2018, gempa dengan kekuatan 7 skala richter. Dan 9 Agustus 2018, gempa mengguncang lagi dengan kekuatan 6,2 skala richter. Ditambah lagi ratusan gempa susulan dengan kekuatan dibawah 5 skala richter.

Musibah ini membuat ujung timur Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Utara porak-poranda. Ribuan rumah dan bangunan rata dengan tanah, ratusan jiwa melayang dan luka-luka. Ribuan orang mengungsi.

Masyarakat kehilangan banyak material. Mereka hanya memiliki apa yang mereka bisa selamatkan. Sementara untuk bertahan hidup, kebutuhannya harus tetap dibantu dipasok. Pertamina kemudian ambil bagian dengan menggelar OP elpiji 3 Kg. Per tabung elpiji melon ini hanya ditebus Rp14.000/tabung isi ulang.

“Akibat gempa, pangkalan elpiji di Lombok Utara tutup. Kami langsung melakukan OP dengan sasaran masyarakat langsung,” kata Sales Executive Elpiji Pertamina IX Wilayah Lombok.Firdaus Sustanto.

Operasi pasar yang dilakukan di Lombok Utara pasca gempa realisasinya sebanyak 988 tabung dari alokasi 1.680 tabung. Kegiatan ini tersebar di beberapa titik. Diantaranya, di Jl. Raya Gondang – Bayan, Desa Gondang area pertokoan Kecamatan Gangga realisasinya 102 tabung.

Di Jl. Raya Gondang – Bayan, Kantor Desa Gondang Kecamatan Gangga, realisasi 260 tabung. Lokasi Jl. Raya Tanjung, Kecamata Tanjung realisasinya 415 tabung. Dan lokasi di SPBU Jl.Raya Tanjung, Kecamatan Pemenang dengan realisasi 211 tabung.

“Pasar murah kami lakukan, karena Pertamina khawatir yang masok ke Lombok Utara itu pengecer, bisa berakibat harga jadi tinggi. Udah jadi korban gempa, harga tinggi karena ulah pengecer, beban masyarakat kan makin berat,” ujarnya.

Kegiatan operasi pasar yang telah dimulai Rabu, 8 Agustus 2018. Pertamina bekerja sama dengan Dinas ESDM berinisiatif menginisiasinya.

“Rencana akan kami lakukan lagi kegiatan serupa untuk tetap memasok kebutuhan utama masyarakat,” demikian Firdaus. (bul/*)