Tak Ada Alasan Beras Impor Masuk NTB

0

Mataram (Suara NTB) – Pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengimpor 500 ribu ton beras dari Thailand dan Vietnam, akhir Januari ini. Sebagai daerah lumbung pangan nasional, tidak ada alasan beras impor tersebut masuk ke NTB.

Hal tersebut ditegaskan, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, Ir. Husnul Fauzi, M. Si yang dikonfirmasi Suara NTB, Minggu, 14 Januari 2018. Ia menyebutkan, stok beras di NTB masih aman tiga sampai empat bulan ke depan. Stok tersebut berada di gudang Bulog se – NTB. Belum lagi, kata Husnul, stok beras yang ada di masyarakat.

Husnul menceritakan beberapa tahun lalu, pernah Bulog ingin memasukkan (move in)  beras impor ke NTB. Namun secara tegas, Gubernur NTB menolak masuknya beras impor ke daerah ini.

‘’Karena stok kita di Bulog NTB untuk tiga sampai empat bulan ke depan masih aman. Stok di masyarakat pun juga aman. Selain itu tak ada gejolak harga beras,’’ katanya.

Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium di NTB secara nasional, kata Husnul masuk zona hijau, artinya masih di bawah. Semenntara daerah lain ada yang masuk zona kuning dan merah. Bulog juga sudah melakukan operasi pasar.

‘’Operasi pasar oleh Bulog pun dilakukan. Walaupun harga  di bawah HET. Kemudian di masyarakat kan harganya Rp 9.400 – 9.500, dilakukan operasi pasar dengan harga  Rp 9.200. Jadi, tidak ada alasan NTB menerima beras impor. Karena dari segi analisa tadi,’’ katanya.

Jika beras impor masuk NTB, Husnul mengatakan akan mengganggu stabilitas harga di daerah. Pasalnya, harga beras masih berada di bawah HET.

NTB, katanya daerah surplus beras dan lumbung pangan nasional. Husnul mengatakan, stok beras di NTB ada sepanjang tahun. ‘’Kita cari beras dimana-mana tetap ada. Tidak pernah tidak ada. Harga pun masih di bawah HET,’’ terangnya.

Meskipun di daerah lain ada yang zona kuning dan merah, tidak serta merta Bulog NTB melakukan move in dan move out. Pasokan beras harus diprioritaskan di dalam daerah.

‘’Makanya sekarang ini Bulog itu harus melapor. Ketika move out, untuk apa dan berapa jumlahnya. Jangan ketika move out semena-mena. Kemudian move in dilakukan (melapor). Ini ndak boleh,’’ tegasnya.

Dalam tiga bulan ke depan, lanjut Husnul akan ada panen di NTB. Pada Januari ini, luas areal tanaman padi yang akan panen sebanyak 89 ribu hektare, Februari 45 ribu hektare dan Maret – April mencapai 100 – 200 ribu hektare.

‘’Kalau seperti sekarang, sebentar lagi panen raya, kan ndak masuk rumusnya NTB (masuk beras impor). Tentu rumus yang lain masuk mungkin. Karena kalau kita tiada hari tanpa panen, tiada hari tanpa tanam,’’ tandasnya. (nas)