NTB Mulai Ekspor Gula Merah

0

Mataram (Suara NTB) – NTB diminta menjadi salah satu daerah penopang kebutuhan gula merah ekspor. Baru-baru ini, Asosiasi Aren Indonesia (AAI) telah melakukan penandatanganan kerjasama dengan PT. PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) untuk menjawab kebutuhan gula merah di luar negeri.

Demikian disampaikan Ketua AAI Provinsi NTB, H. Mustaan kepada Suara NTB di Mataram, Selasa, 24 Januari 2017. Dijelaskan, MoU yang dilaksanakan di pusat adalah untuk mengoptimalkan produksi berbagai turunan aren untuk dikirim ke luar negeri maupun untuk memenuhi kebutuhan gula merah nasional.

“AAI pusat meminta NTB menyiapkan minimal 1,5 ton gula semut sebulan. Permintaan itu tinggi karena kita produksi masih terbatas,” akunya.

Selanjutnya, hasil produksi di daerah yang bisa dipasok untuk memenuhi kebutuhan nasional pola kerjasamanya dapat langsung dengan PT. PPI. Untuk kebutuhan ekspor, beberapa negara yang menjadi peluang pasar terbesar adalah  Amerika, Kanada, Jepang, Timur Tengah, selebihnya ke Eropa.

Mustaan sejauh ini masih mengkoordinir produsen gula merah di Kekait, Lombok Barat. Dalam sebulan, produksi gula merah semut yang dihasilkan baru mencapai 600 Kg. Minimnya produksi ini lebih dikarenakan masih digunakannya pola-pola produksi gula merah semut secara tradisional.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan nasional itu, dibutuhkan penggunaan alat-alat produksi yang modern. Sebab produksi aren menjadi gula merah harus dilakukan tepat waktu.

“Itu menjadi kendala kita berproduksi dalam jumlah besar. Kami koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Bappeda Kabupaten Lombok Barat untuk mengoptimalkan produksi kita,” demikian H. Mustaan.

Persoalan lainnya adalah masih terbatasnya akses tempat produksi yang masih harus dilakukan pembenahan. Selain itu, masih terbatasnya akses infrastruktur petani pekebun. Saat ini akses di kebun aren masih menggunakan jalan setapak, sehingga lalu lalang petani pekebun masih lambat ke tempat produksi.

“Karena itulah, kami juga meminta dibukakan akses yang lebih baik ke kebun-kebun aren untuk mempercepat distribusi. Di dinas masing-masing ada programnya, support sangat kita harapkan,” imbuhnya.

AAI Provinsi NTB sejauh ini baru membawahi 397 orang petani pekebun dengan luas areal pohon aren 128 hektar, khusus di wilayah Kekait. Karena itu, AAI berencana akan mengembangkan AAI ke kabupaten-kabupaten potensial lainnya di NTB. Memperluas koordinasi di wilayah Lombok Barat, lalu Lombok Tengah dan Lombok Utara. (bul)