Gaji, Alasan Utama Hasan Pilih Jadi TKI Ilegal

0

Mataram (suarantb.com) – Selalu karena alasan gaji kecil, para TKI memilih untuk beralih status dari TKI legal menjadi ilegal. Itulah pula pengakuan Ahmad Hasan pada suarantb.com, Sabtu, 12 November 2016. Hasan ialah salah seorang korban selamat dari kecelakaan kapal TKI ilegal di Teluk Mata Ikan, Batam belum lama ini.

“Selalu berangkat lewat jalur ilegal, kita lewat Batam. Kalau lewat jalan pemerintah, tidak dapat untung. Makanya banyak yang memilih kabur dari majikan jadi ilegal,” akunya.

Tidak dapat untung yang dimaksud Hasan adalah saat pemberangkatan misalnya ia dijanjikan gaji 30-40 ringgit Malaysia. Sampai di sana gaji yang diterima hanya 15 ringgit Malaysia. “Kalau gaji segitu, keluarga di rumah makan apa?” ujarnya.

Jika gaji yang diterima sedikit, Hasan mengaku biasanya keluarga dari TKI yang bersangkutan akan merasa curiga. “Nanti kalau pegang gaji segitu, nanti istri di rumah mikirnya macam-macam. Suami dikira ngabisin uang di Malaysia buat main perempuan di sana,” tuturnya.

Sama halnya dengan rekannya Ahmad Zakaria, Hasan juga mengaku lebih mudah mencari uang setelah berstatus TKI ilegal. “Kalau jadi TKI gelap, puas kita cari uang,” kata dia.

Pernyataan Hasan ini bisa dikatakan ada benarnya. Karena kepulangannya kali ini dia berhasil membawa uang sekitar Rp 17 juta untuk keluarganya. Namun sayang, hasil kerja kerasnya itu hanyut ditelan ombak saat kapalnya tenggelam.

Masih membekas di ingatan Hasan bagaimana ia berjuang bertahan hidup dengan berenang sekuat tenaga. Sementara banyak rekannya yang dilihatnya telah tewas mengapung. Dan kerasnya badai yang menerjang kapal mereka juga membuat Hasan sangat terkejut. Karena kekuatannya seakan-akan bisa mencabik-cabik tubuh mereka.

“Kalau meninggal dan mayatnya ditemukan itu sudah syukur sekali. Tapi kalau terbawa badai pasti tidak akan ditemukan. Saking besarnya bisa buat kita tercabik-cabik,” kenangnya. Setelah musibah yang menimpanya, Hasan mengaku tak kapok untuk kembali merantau ke negeri jiran. Karena pekerjaannya sebagai pengusaha tembakau tak cukup menguntungkan. (ros)