Dukung Pesona Khasanah Ramadhan, Pojok Baca Perpustakaan Digital Buka Sampai Sore

0
Pengunjung saat memanfaatkan layananan yang ada di Pojok Baca Digital  yang ada di Islamic Centre. Mereka membaca berbagai macam buku koleksi yang ada sambil menunggu waktu berbuka puasa. (Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) – Mendukung Festival Pesona Khasanah Ramadhan (PKR) 1442 H, Pojok Baca Digital Islamic Centre membuka layanan setiap hari dari jam 09.00 pagi hingga pukul 17.00 WITA.  Kegiatan ini merupakan sinergi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB dengan Dinas Pariwisata untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

‘’Dengan adanya bazar Pekan Khasanah Ramadhan membuat pengunjung di ruang Pojok Baca Digital semakin ramai, ditambah lagi dengan ramainya masyarakat menanti buka puasa sambil memanfaatkan ruangan yang nyaman full AC, WI FI gratis serta koleksi yang disediakan Pojok Baca Digital Islamic Centre,’’ ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Julmansyah, S.Hut., M.A.P., pada Suara NTB, Minggu, 25 April 2021.

Menurutnya, beragam koleksi yang disediakan di Pojok Digital Islamic Centre, yakni koleksi buku-buku agama pilihan, mulai dari koleksi anak-anak sampai orang dewasa dan orang tua. Selain itu, tambahnya, berbagai lokal konten (koleksi NTB) yang juga dilengkapi dengan konten digital koleksi deposit

Selain itu, tambahnya, Pojok Baca digital ini juga dimanfaatkan oleh kalangan anak muda untuk tempat berdikuasi dan kerja kelompok menyelesaikan tugas mereka. Tidak hanya itu, Pojok Baca ini sekaligus menjadi inisiasi awal dalam mendorong transformasi perpustakaan konvensional ke perpustakaan digital. ‘’Pelayanan ini tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tetap menyediakan hand sanitizer serta mengingatkan untuk tetap jaga jarak serta harus mengunakan masker,’’ ujarnya.

Pada bagian lain, Julmansyah menegaskan upaya pihaknya mengembangkan perpustakaan berbasis inklusi sosial di NTB terus dilakukan. Jumat, 23 April 2021, ujarnya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB menggelar rapat koordinasi terbatas Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Kabupaten Sumbawa. Hadir pada rapat terbatas itu, Asisten III Setda Sumbawa Ir. Iskandar D., M.Ec.Dev mewakili Sekda Sumbawa, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumbawa, Bappeda Sumbawa, perwakilan DPMD Sumbawa, pengurus FK2D Sumbawa, kalangan NGO Plan Internasional, INOVASI serta perwakilan komunitas difabel Sumbawa.

Asisten III Setda Sumbawa Iskandar D., M.Ec.Dev menegaskan konsep perpustakaan berbasis inklusi sosial harus dijalankan dengan revolusioner. Diakuinya, banyak orang yang sudah banyak membaca tapi tidak memfungsikan apa yang telah dibacakan. ‘’Fungsi perpustakaan menyelengarakan pelayanan publik, sehingga setiap orang berhak mendapatkan pelayanan,’’ ujarnya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumbawa, Ir. Irin Wahyu Indarni, mengapresiasi kehadiran Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB di Sumbawa, karena ini kesempatan pertama perpustakaan berbasis inklusi sosial didiskusikan secara fokus dan stakeholder lengkap.

Bappeda Sumbawa melalui Kabid Sosial Budaya Dr. Budi Prasetyo pada kesempatan tersebut mengatakan, baru saat ini konsep transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial lebih jelas. Budi mengatakan, seharusnya tahun 2018 Kabupaten Sumbawa sudah mengimplementasikan program ini. Dia mengusulkan di forum tersebut, secepatnya akan membentuk Tim Sinergi Kabupaten Sumbawa.

Pada rapat terbatas ini juga merekomendasikan desa replikasi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di antaranya, ada 2 Desa Perpuseru dan Desa Kuken, Labuhan Jambu, Nijang, Uma Beringin dan Semamung. (ham)