Dikes Dompu Lanjutkan Imunisasi Campak dan Rubella

0

Dompu (Suara NTB) – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Dompu memastikan imunisasi campak dan rubella dilanjutkan. Hal itu menyusul telah dikeluarkannya fatwa oleh MUI yang memperbolehkan penggunaan vaksin dari Serum Institute Of India tersebut. Namun demikian, tak ada paksaan bagi warga yang tidak ingin anaknya diimunisasi.

Kadikes Dompu, Iris Juita Kastianti mengatakan, setelah diberhentikan sementara waktu lantaran tidak adanya sertifikasi halal dalam vaksin tersebut kini pihaknya sudah bisa melanjutkan program pemerintah pusat ini. Renacananya, hari ini petugas di masing-masing puskesmas akan turun ke tiap sekolah sasaran.

“Kami merespon fatwa itu dengan melanjutkan pemberian imunisasi, tetapi kalau memang ada dari orang tua murid atau sasaran yang menolak kami tetap tunggu, jadi tidak ada pemaksaan,” kata dia ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 28 Agustus 2018.

Untuk menjamin tidak adanya klaim dari sasaran, lanjut Iris Juita Kastianti, setiap wali murid diminta menandatangani pernyataan bahwa tidak akan keberatan anaknya diimunisasi. Pernyataan tersebut terutama ditekankan pada sekolah-sekolah yang berbasis keagamaan.

Pun untuk memperkuat pijakan di lapangan Dikes sudah berkoordinasi dengan MUI setempat agar mengeluarkan surat persetujuan untuk dilampirkan bersama keputusan Meteri Kesehatan (Menkes) dan MUI pusat. “Kita mintakan nota ke MUI untuk dilampirkan ke puskesmas, Insa Allah besok mulai bergerak,” ujarnya.

Diakui, pengentasan campak dan rubella akan sulit ketika ada warga yang tidak ingin melakukan imunisasi, karena selain melumpuhkan virus tersebut sangat mudah tertular. Terutama pada sesama sasaran yang belum melakukan imunisasi. Sedangkan, yang sudah mendapatkan imunisasi, persentase terjangkitnya cukup kecil lantaran sudah memiliki kekebalan tubuh.

Untuk itu, harap Iris Juita Kastianti, masyarakat harus mendukung program ini dengan mengizinkan anak-anakanya diimunisasi. “Kami selalu dan selalu kalau bisa semua sasaran itu sudah semua terimunisasi karena memang penyakit ini akan menular,” jelasnya.

Sejauh imunisasi yang dilakukan terhadap sekitar 20 persen sasaran sebelumnya, tegas dia, sampai hari ini belum ada keluhan yang datang atau terjadi efek samping sebagaimana yang ditemukan di beberapa daerah. Hal kemungkinan karena kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit tersebut sudah sangat baik.

“Karena virus ini sangat ganas, menyerang organ tubuh bisa tuli, buta, lumpuh bahkan mematikan,” pungkasnya. (jun)