Dibeli Rp 200 Ribu Per Kg, Kurma Datu KLU Diborong Investor Brunei

0

Tanjung (Suara NTB) – Kurma Datu Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang berhasil dibudidayakan oleh Komunitas Pecinta Kurma – Ukhuwah Datu, bersama Internasional Date Palm and Agriculture (IDPA) Indonesia Lombok Utara, menarik minat investor luar negeri. Selasa, 2 Februari 2021, investor asal Brunei Darussalam dijadwalkan akan melakukan pembelian buah Kurma Datu pada sebatang pohon yang tertanam di halaman Masjid Dusun Rempek, Desa Rempek, Kecamatan Gangga.

Hal itu diakui pengurus komunitas pecinta Kurma – Ukhuwah Datu Lombok Utara, Rahadi, SP. Diakuinya, kurma yang tengah berbuah di halaman Masjid Rempek hasil pendampingan Ukhuwah Datu, telah laku terjual.

“Pembelinya dari Brunei Darussalam. Kalau kemarin, Pak Djohan Sjamsu (Bupati terpilih) saat berkunjung juga membeli satu tandan,” kata Rahadi.

Secara ekonomis, Kurma Datu produksi masyarakat Lombok Utara memiliki standar kualitas ekspor. Di samping rasanya yang unik, kemampuan berbuah di luar musim juga menjadi nilai tambah untuk dikembangkan secara massif.

Investor Brunei Darussalam, diakuinya, akan memborong sisa 7 tandan kurma Datu di Rempek tersebut. Untuk standar harga, nilai jual Kurma Datu sangat tinggi sebesar Rp 200 ribu per kg.

“Dalam satu pohon itu, buahnya sekitar 8 tandan. Setandan itu bisa mencapai 10 kilogram. Jadi dalam setandan harganya Rp 2 juta,” ujarnya.

Kualitas ekspor Kurma Datu ini sendiri diakui langsung pembeli luar negeri. Di mana, sampel kurma telah lebih dulu dikirim ke Brunei Darussalam melalui wadah asosiasi Kurma IDPA di Brunei. Dari penelitian kualitas itulah, pembeli Brunei memutuskan menjadi calon pembeli dalam jangka panjang.

“Besok ini, investor Brunei datang. Selain transaksi, juga melakukan MoU dengan Ukhuwah Datu untuk kerjasama pembelian jangka panjang. Sebanyak-banyaknya produksi, akan dibeli,” jelasnya.

Mengacu pada potensi tersebut, Ukhuwah Datu, sebut Rahadi, akan mengembangkan kurma secara massif di masyarakat. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membagikan sedikitnya 7.000 lebih bibit kurma untuk target 1 KK 2 bibit kurma.

Ukhuwah juga terus melakukan budidaya pembibitan untuk mendukung program jangka panjang. Baik melalui pembibitan kultur jaringan maupun pembibitan secara alami.

Di masyarakat sendiri, kurma sudah mulai dikembanhbiakkan secara parsial. Hanya saja, sifat pertumbuhan dan perlakuannya yang tidak seragam membuat Kurma tidak serentak tumbuh dan berproduksi.

“Di beberapa tempat, ada yang usia 2,8 tahun sudah berbuah. Tetapi di tempat lain tidak. Untuk pembuahan maksimal, kita akan intervensi pada usia 4 tahun,” sebutnya.

“Ke depan, kami juga akan launching dengan Pemda. Kebetulan KLU mendapat program dukungan pengembangan Kurma dari Kementerian. Insya Allah ini akan menggerakkan minat masyarakat,” tutupnya optimis. (ari)