Dianggap Tidak Tepat Sasaran, BRI Persilakan Kanwil DJPB Cek Debitur KUR

0

Selong (Suara NTB) – Dugaan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak tepat sasaran ditanggapi pihak BRI Cabang Selong. Selaku bank dengan penyaluran KUR terbesar di Lombok Timur (Lotim), pihak BRI menantang pihak Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) mengecek debitur  penerima KUR tersebut.

“Silakan saja di cek ke bank atau penerima KUR yang ada di bank, terutama di BRI,” ucap Asisten Manajer Bisnis Mikro (AMBM) BRI Cabang Selong, H. Dandi Wardana, menjawab Suara NTB, Selasa, 10 Oktober 2017.

Khusus untuk Selong, diakui realisasi KUR cukup besar.  Kondisi terakhir sudah direalisasikan sebesar Rp 224 miliar dari target Rp 229 miliar. Digambarkan, khusus wilayah kerja BRI Cabang Selong di Kabupaten Lotim secara keseluruhan di kantor wilayah BRI Denpasar yang terdiri dari 29 cabang, realisasi KUR di Selong menempati posisi ke empat.

Jumlah surveyor atau mantri KUR ditugaskan sebanyak 27 orang. Target sampai Desember 2017 mendatang sebanyak 11.456 orang dengan plafon sebesar Rp 229.113.132.110. target  sampai  30 September lalu, jumlah debiturnya mencapai 9.373 orang dengan jumlah uang sebesar Rp 187.456198.999.

Realisasi KUR sampai Desember, jumlah debitur sebanyak 11.792 dengan nilai uang sebesar Rp 224.111.000.000. Realisasi jumlah debitur mencapai 125 persen dan jumlah uang mencapai 119,55 persen.

Dari keseluruhan realisasi tersebut, BRI pastikan sudah sangat tepat sasaran. Diyakinkan, karena pihak BRI Cabang Selong sudah punya tim audit yang memverifikasi setiap bulan seluruh debitur KUR.

Dandi menjelaskan, salah satu tugas tim audit memeriksa pemberian kredit sudah tepat sasaran atau tidak. “Kalau di BRI jabatan Audit itu namanya Resident Auditor Unit (RAU),” terangnya.

Berdasarkan data yang juga disajikan DJPB, se NTB dari BRI saja jumlah realisasi KUR sampai posisi 30 September mencapai Rp 993.359.300.000. Dari jumlah tersebut, Lotim terbanyak kedua jumlah debiturnya setelah Sumbawa Besar dengan jumlah 13,361 debitur atau dengan plafon anggaran sebesar Rp 234,598 miliar. (rus)