Di NTB, Bulog akan Bangun Pusat Industri Beras Modern

0
Supriyanto (Suara NTB/bul)

Mataram (Suara NTB) – Kepala Divisi Regional Perum Bulog Divre NTB, Supriyanto memastikan investasi di Pulau Sumbawa berjalan sesuai jadwal. Targetnya, akhir tahun ini pembangunan fisik dapat dilakukan.

Perum Bulog tahun 2019 ini akan membangun pusat industrialisasi perberasan, Modern Rice Milling Plant (MRMP) pertama di Indonesia.

Nilai investasinya mencapai Rp136 miliar. MRMP ini rencananya akan dibangun di 16 titik di Indonesia. Untuk tahun 2019 mulai dibangun hanya dua unit di Indonesia. Salah satunya di komplek Unit Bisnis Pengelolahan Gabah Beras (UBPGB) Untir Malang, Desa Lape, Kecamatan  Lape, Kabupaten Sumbawa. Dan di Jember, Jawa Timur.

“Tetap jalan, on progres, sedang diproses untuk pengadaan barang dan jasa, sekarang sudah kita lelang konsultan,” jelas Supriyanto.

Jika progresnya lancar, pembangunan fisik dilakukan enam bulan. Pertengahan tahun 2020 pusat industrialisasi perberasan ini telah beroperasi. Bulog melihat peluang sangat besar bagi tersedianya bahan baku (gabah/beras) yang dihasilkan di NTB, utamanya di Pulau Sumbawa.

Karena itulah, Perum Bulog memilih investasinya di provinsi ini untuk awal investasi. Memanfaatkan lahan seluas 4 hektar. Proses hilirisasi dilakukan secara terintegrasi di tempat ini. Nantinya, gabah-gabah yang dipasok oleh kelompok-kelompok tani tidak lagi ke luar dalam bentuk beras gelondongan. Melainkan telah dalam bentuk beras sachetan sampai kemasan tertinggi. Siap untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, bahkan hingga impor.

“Beras yang ke luar dari MRMP ini nantinya macam-macam. Tergantung pasar mintanya apa. Beras model premium, medium, patahan 5 persen, patahan 10 persen ada. Kemasannya juga akan lebih variatif,” jelas Supriyanto usai melakukan penandatanganan kerjasama dengan PT. GNE, Rabu, 11 September 2019 kemarin.

MRMP di Sumbawa ini menggunakan teknologi Jerman (Buhler) dan merupakan teknologi Eropa pertama di Indonesia dalam hal penggilingan padi yang dapat memproses padi sebanyak 300 ton sehari.

Selain MRMP ini, investasi lainnya Perum Bulog di NTB adalah industrialisasi untuk meningkatkan kemampuan serapan dan pengolahan beras lokal dengan membangun mesin Rice to Rice (RTR) di komplek pergudangan Boli Desa Bolo Kecamatan Madapanggal Kabupaten Bima. Lalu di Dompu, kemudian  di komplek pergudangan Sikur, Desa Sikur Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur.

Lalu meningkatkan nilai tambah hasil panen jagung melalui teknologi pengeringan modern dengan pembangunan Drying Centre dan SILO Jagung di Desa Lanci Jaya Kecamatan Teka Sire Kabupaten Dompu.

“Di Dompu juga jalan. Bersamaan,” terang Supriyanto. Diketahui, secara keseluruhan, rencana investasi ini akan beroperasi serempak pada 2020. Total investasi Bulog di NTB Rp249 miliar. 1 lokasi MRMP Rp136 miliar, RTR Rp57 miliar, CDC Rp56 miliar. (bul)