Dewan Atensi Perpindahan SD Model

0

Mataram (Suara NTB) – Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi mengatensi perpindahan SDN Model ke SDN 36 Mataram yang berada di lingkungan Pajang Kelurahan Pejanggik, Kecamatan Mataram. Perpindahan SDN Model ini selain mendapat protes,  warga setempat menilai fasilitas belajar mengajar di SDN 36 Mataram tak representatif.

“Protes warga harus diperhatikan, jangan sampai mengabaikan protes warga. Pada prinsipnya saya sudah sampaikan ke Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Pendidikan Kota Mataram, harus ada solusi yang berkaitan dengan itu agar bisa mempertemukan antara pihak sekolah, warga setempat serta wali murid SDN Model,” kata Didi kepada Suara NTB, Senin, 13 Januari 2020.

Menurutnya, harus ada solusi permanen yang harus dikeluarkan pihak Pemkot Mataram. Kondisi ini jelas Didi, sudah lama dan berlarut-larut. DPRD Kota Mataram kecewa mengingat lambatnya penyelesaian masalah ini. “Persoalannya memang ini tidak bisa cepat diselesaikan,” pungkasnya. Untuk itu, Pemkot Mataram agar segera melakukan komunikasi dengan semua pihak yang berkepentingan pada masalah tersebut.

“Ini ada dua sisi yang sama-sama menekan. Orang tua siswa SMPN 14 Mataram itu menekan untuk bagaimana ruang belajarnya itu terpenuhi. Untuk memenuhi itu, terpaksa SDN Model yang menggunakan fasilitas SMPN 14 itu harus pindah. Mau pindah protesnya ada dua, dari orang tua murid SDN Model sendiri dan dari warga di Lingkungan Pajang,” paparnya.

Bukan hanya itu lanjut Didi, dari semua aspek juga mestinya Pemkot Mataram harus memberikan perhatian. Baik sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SDN Model dan SMPN 14 Mataram. Juga lanjut Didi, dari masyarakat yang menolak mestinya Pemkot juga memberikan perhatian.

“Saya kira ini ada miskomunikasi di ketiga pihak, padahal SDN Model ke sana itu (SDN 36 Mataram, red) bersifat sementara, tidak permanen. Sementara menempati itu, Pemkot Mataram mencari solusi permanen atau untuk jangka panjang,” jelasnya.

Sehingga kata Didi, Dewan kota Mataram perlu kiranya menyampaikan ke Pemkot Mataram melalui Dinas Pendidikan kota Mataram agar bisa menengahi semua pihak. Baik pihak SMPN 14 Mataram, orang tua murid SDN Model Mataram, dan warga yang menolak di Lingkungan Pajang Kelurahan Pejanggik Mataram.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Drs, H. Lalu Fatwir Uzali, menjelaskan, agar masalah ini semua pihak diminta bisa bersepakat. Bahwa, kasus ini adalah kepentingan pendidikan di Mataram. Karena itu, ia akan menampung semua solusi yang diberikan oleh DPRD Kota Mataram.

“Masalah tolak-menolak ini bisa saja terjadi. Untuk itu kita ingin berembug lagi, kita mohon kepada orang tua SDN Model untuk menahan diri dan bersabar saja. Karena saya yakin ini akan selesai. Kemarin juga kita sudah sampaikan kepada Dewan kota Mataram terkait masalah ini,” jelasnya.

Penggabungan SDN Model ke SDN 36 Mataram menjadi solusi yang bersifat sementara bukan jangka panjang. Ia mengatakan, SDN Model ini harus tetap eksis karena merupakan aset bagi masyarakat kota Mataram. “Cuma permasalahan tadi, saya pikir berawal dari kondisi murid di SMPN 14 Mataram yang masih belajar secara lesehan,” jelasnya.

“Saya sebagai orang yang bertanggungjawab di ranah pendidikan kota Mataram, menganggap bahwa ada anak di SMPN 14 yang masih belajar di luar kelas selama musim hujan. Ini kan masalah juga,” pungkasnya.

Dinilainya, pendidikan seharusnya ada kesetaraan sehingga yang belajar di luar kelasdi SMPN 14 Mataram ini harus juga mendapat perhatian. Kata Fatwir, salah satu cara menyetarakan itu dengan menitip atau menggabungkan SDN Model itu untuk sementara waktu ke SDN 36 Mataram. “Untuk itu, saya mohon kepada warga Pajang agar penitipan ini bisa diterima dengan jangka waktu yang bersifat sementara sebelum Pemkot bisa mengadakan lahan untuk SDN Model ini,” akunya.

“Jadi inilah dunia pendidikan. Saya tidak ingin adanya kegaduhan ini terus kita akan berseteru dalam memecahkan masalah pendidikan,” pintanya. Ia pun meyakini, warga di Lingkungan Pajang tidak akan menghalangi Pemkot Mataram jika ada kebersamaan pendapat dan kesepahaman tentang murid-murid di dua sekolah tersebut.

Fatwir pun akan mendiskusikan dengan semua pihak yang berkepentingan. Baik warga Pajang, orang tua SDN Model dan pihak SMPN 14 Mataram dalam waktu dekat ini. Ia menambahkan, pada Sabtu, 18 Januari 2020 mendatang, Dinas Pendidikan Kota Mataram akan berusaha mempertemukan semua pihak.

“Pekan ini kita akan berusaha mempertemukan supaya kita tidak saling mengklaim ini ada kepentingan pribadi. Ini kan merupakan kepentingan kita bersama, dan mari bicarakan secara kekeluargaan,” jelasnya. Ia pun berharap, solusi jangka panjang, Pemkot Mataram bisa mengadakan lahan untuk lokasi mendirikan bangunan SDN Model dalam dua tahun ke depan. (viq)