Delapan Persen Peserta BPJS Mandiri di Dompu Ajukan Turun Kelas

0
M. Zainudin. (Suara NTB/jun)

Dompu (Suara NTB) – Selama dua bulan terakhir (Desember-Januari) sudah delapan persen dari total 14.000 peserta BPJS Mandiri yang mengajukan turun kelas di Dompu. Ada yang memilih Kelas II bahkan langsung ke Kelas III. Hal itu dikarenakan mereka tak mampu membayar beban bulanan pasca dinaikannya iuran oleh pemerintah pusat.

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kabupaten Dompu, M. Zainudin kepada Suara NTB di kantornya, Senin, 17 Februari 2020 mengatakan, di awal-awal kenaikan iuran BPJS cukup banyak peserta yang datang mengajukan permohonan untuk turun kelas. Namun, setelah dua bulan berjalan tingkat permintaan tersebut menurun hingga saat ini.

“Desember dan Januari lumayan banyak yang datang, tapi sekarang sudah berkurang. Dalam satu hari itu paling satu dua orang saja,” ungkapnya.

Keputusan turun kelas terpaksa diambil peserta BPJS Mandiri lantaran tidak mampu secara ekonomi untuk membayar beban iuran bulanan. Ini menurutnya jauh lebih baik ketimbang tetap bertahan namun menunggak.

Dari sekian kategori yang ada, lanjut M. Zainudin, hanya peserta BPJS Mandiri yang merasa terbebani oleh kebijakan pemerintah pusat tersebut. Sementara bagi tenaga kerja yang ditanggung perusahaan tak terdampak signifikan. “Rata ini yang BPJS Mandiri saja, kalau karyawan swasta itu ndak merasakan dampak dari kebijakan ini,” ujarnya.

Berdasarkan ketentuan yang ada, permintaan turun kelas baik oleh mereka yang rutin membayar ataupun menunggak iuran tetap akan diterima hingga 30 April 2019 mendatang. Tetapi lebih dari batas waktu tersebut permohonan hanya boleh diajukan peserta yang masih tercatat aktif. Sedangkan peserta yang menunggak dan kartunya diblokir otomatis tak akan dilayani.

Disinggung tingkat kesadaran warga membayar iuran pasca kenaikan itu, M. Zainudin mengatakan, sudah mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika selama ini maksimal 25 persen dari total peserta sekarang bertambah hingga 34 persen. “Kemarin 25 karena terus kita edukasi sekarang meningkat kesadaraannya. Kita sudah di posisi 34 persen,” pungkasnya. (jun)