Data Korem, 70 Persen Hutan NTB Rusak

0

Praya (Suara NTB) – Tingkat kerusakan kawasan hutan di NTB diakui sudah sangat parah. Dari sekitar satu juta hektar lebih luas hutan NTB, 70 persen di antaranya dalam kondisi rusak. Demikian diakui Danrem 162/Wira Bhakti Kol. Inf. Farid Makruf, kepada wartawan usai peringatan Isra Mikraj di Alun-alun Tastura Praya, Jumat, 21 April 2017.

“Real data luas hutan yang rusak sedang diinventarisir. Tapi dari hasil pemantauan dan pengamanan yang kita lakukan, sekitar 60 sampai 70 persen kawasan hutan kita sekarang sudah dalam kondisi rusak,” akunya.

Menurutnya, yang paling parah terjadi kerusakan hutan ada di Pulau Sumbawa. Di mana banyak kawasan hutan yang sudah berubah fungsi sebagai ladang dan lahan pertanian. Begitu juga hutan di Pulau Lombok, kondisinya juga tidak jauh berbeda.

Illegal logging atau perambahan hutan, ujarnya, menjadi penyebab utama kerusakan hutan di NTB. Di mana hampir setiap tahun, kasus perambahan hutan terjadi dalam jumlah yang cukup tinggi. Di satu sisi, upaya mencegah dan mengantisipasi maraknya aksi perambahan hutan yang dilakukan selama ini, masih belum cukup ampuh, sehingga dibutuhkan upaya yang lebih keras lagi dalam menekan kasus perambahan hutan.

TNI, ujarnya, sudah berupaya maksimal mengawal dan mengamankan kawasan hutan NTB. Hanya saja, ujarnya,  kalau mengandalkan aparat TNI jelas tidak akan bisa maksimal hasilnya, sehingga butuh dukungan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk unsur-unsur pengamanan lainya.

Untuk bisa menekan aksi perambahan hutan, koordinasi dan komunikasi yang baik antara seluruh elemen masyarakat dan pengamanan di daerah sangat dibutuhkan. Koordinasi ini penting di masa mendatang, terutama antara semua unsur, sehingga kasus-kasus perambahan hutan bisa dicegah dan diantisipasi semaksimal mungkin.

“Tidak akan mungkin TNI selalu ada untuk mengawal dan mengamankan kawasan hutan. Jadi dukungan dan partisipasi dari unsur lainnya sangat kita harapkan,”  ujarnya. (kir)