Calon Naker Tambang Batu Hijau Pertanyakan Nasibnya

0

Taliwang (Suara NTB) – Belasan pencari kerja lokal yang masuk dalam daftar kebijakan waiting list (daftar tunggu) tambang PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) sebelumnya mendatangi gedung DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Kamis, 19 Januari 2017. Mereka mempertanyakan kelanjutan nasib mereka pascaproyek tambang Batu Hijau berganti bendera manajemen menjadi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Diterima Komisi I DPRD KSB dengan menghadirkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat. Dalam pertemuan dengar pendapat itu, sejumlah hal dipertanyakan para pencari kerja lokal waiting list Newmont ini. Mulai dari kelanjutan program rekrutmen tenaga kerja lokal pascapergantian manajamen di Batu Hijau hingga menuntut Disnakertrans membuka seluruh data rekrutmen tenaga lokal yang telah terlaksana di proyek Batu Hijau.

“Kami datang hari ini meminta kejelasan. Karena posisi kami sebagai waiting list semakin tidak ada kepastian terlebih setelah bergantinya manajemen di Batu Hijau,” cetus Rony Ardiansyah, juru bicara pencari kerja lokal waiting list di hadapan para anggota Komisi I yang menerimanya.

Menurut Rony, pergantian manajemen dari PT NNT ke PT AMNT telah membuat ia dan seluruh rekannya yang masuk dalam program waiting list Newmont semakin risau. Risau karena tidak kejelasan apakah mereka dapat terus memperjuangkan untuk dapat bekerja di proyek pertambangan itu atau justru tertutup penuh ruang mereka.

“Ini tidak ada informasi sedikit pun ke kami. Bagaimana kami selanjutnya. Jadi tolong kepada dewan dan pemerintah dalam hal ini Disnakertrans memberikan informasi posisi kami hari ini,” tegasnya.

Senada dengan Rony, Zaenal Abidin waiting list lainnya menyebutkan, selama ini baik pemerintah maupun perusahaan tidak menunjukkan itikad baiknya menuntaskan program waiting list ini. Buktinya meski para peserta sebagian telah mendapatkan pelatihan berbagai keterampilan, tetapi hingga kini mereka tak kunjung dipekerjakan.

“Ingat pak kami yang hadir di sini sudah seleksi, ikut training dan dinyatakan lulus. Tapi buktinya sampai detik ini kami masih menganggur tanpa tahu kapan kami akan direkrut,” tandasnya.

Mendengar keluhan tersebut, ketua Komisi I DPRD KSB, Drs. H. M. Thamzil mengatakan, pihaknya akan segera memfasilitasi pertemuan dengan manajemen PT AMNT. Sementara hari ini pihak manajemen yang sebelumnya telah diundang untuk hadir, membatalkan kedatangannya karena adanya pekerjaan yang harus diselesaikan.

“Mereka minta jadwal ulang pertemuannya. Tapi di sini hadir pak Kadisnakertrans untuk menjelaskan dari sisi pemerintah,” sebutnya.

Kepala Disnakertrans KSB, H. ABdul Hamid, M.Pd mengatakan, terhadap para pencari kerja lokal yang masuk dalam program waiting list Newmont sebelumnya telah dikomunikasikan dengan manajemen PT AMNT sebagai operator baru di proyek Batu Hijau. Dari komunikasi tersebut, pihak PT AMNT menyatakan akan memperhatikan seluruh kebijakan dan program yang dijalankan manajemen sebelumnya.

“Tapi ini baru manajemen level menengah. Pak Dadang (HRD PT AMNT) bilang akan sampaikan dulu ke top manajemen. Dan mereka akan mengupayakan untuk tetap melanjutkannya,” katanya.

Meski mendapatkan penjelasan singkat, para waiting list mengaku dapat menerima komitmen pemerintah. Hanya saja ketidahadiran manajemen PT AMNT dalam pertemuan tersebut membuat mereka sangat kecewa. Rasa yang sama pun disampaikan para anggota Komisi I lainnya. Muhammad Hatta wakil ketua Komisi I menyatakan, menyesalkan kealpaan manajemen PT AMNT pada agenda hearing hari ini. Padahal pihaknya sejak jauh hari telah melayangkan surat undangan.

“Dan yang paling mengecewakan lagi ini yang kedua kalinya mereka kami undang dan tidak datang. Mereka hanya minta agar kembali dijadwal ulang,” cetusnya dengan nada kesal.

Pada akhir pertemuan itu, Komisi I, Disnakertrans dan para pencari kerja lokal waiting list sepakat untuk kembali menjadwalkan ulang bertemu. (bug)