Penumpang Naik Turun di Tiga Gili Tembus Satu Juta

0

Tanjung (Suara NTB) – Tingkat kunjungan wisatawan maupun masyarakat lokal yang mengakses 3 Gili (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air) mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dishubkominfo Kabupaten Lombok Utara (KLU) mencatat, sejak 2013 angka penumpang naik dan penumpang turun yang mengakses 3 Gili melalui Bangsal, Teluk Nara dan dermaga di masing-masing 3 Gili meningkat.

Kepala Dishubparkominfo KLU, Sinar Wugiyarno, SH., didampingi jajarannya saat public expose di kantornya, Rabu, 14 Desember 2016 mengungkapkan, dalam 4 tahun terakhir rata-rata penumpang ke 3 Gili meningkat drastis. Tahun 2013 lalu, penumpang naik (baca: meninggalkan 3 Gili) sejumlah 804.027 orang, sedangkan penumpang yang turun sejumlah 726.660 orang. Tahun 2014, angkanya melonjak tajam di mana penumpang naik sejumlah 1.054.563 orang dan penumpang turun sebanyak 1.139.888 orang. Demikian juga di tahun 2016 ini, catatan Dishub hingga November 2016 tercatat penumpang naik 1.157.617 orang dan penumpang turun sebanyak 1.222.150 orang (selisih tahun 2016 sebanyak 64.533 orang).

Namun demikian Sinar membantah ketika ditanya kemungkinan maupun dugaan adanya wisatawan yang overstay di 3 Gili, meski selisih penumpang naik dan turun mencapai 64.533 orang tahun 2016. “Perbedaan penumpang naik dan turun itu wajar, karena di sana juga banyak penduduk, kalau tidak salah 3.000 lebih. Mereka yang tercatat penduduk begitu naik, tidak turun lagi (meninggalkan 3 Gili) , sehingga ada selisih. Ya ini cukup wajarlah,” kata Sinar.

Kadishub menilai, andaikata terdapat wisatawan yang diduga overstay, hal tersebut bukan ranah Dishub, melainkan ranah instansi terkait seperti Imigrasi. Pihaknya di Perhubungan, hanya fokus pada penyediaan sarana dan prasarana pendukung layanan transportasi yang memadai bagi kebutuhan masyarakat.

Hingga saat ini pun, ia secara terang-terangan mengakui Perhubungan KLU -(dengan daya dukung APBD), belum mampu menciptakan lalu lintas yang aman, nyaman dan terkendali. Walau demikian, pihaknya akan etap memberi pelayanan, minimal memenuhi kelancaran pengguna jasa transportasi di KLU dengan pelayanan yang baik.

“Ini sangat dipengaruhi beberapa hal, termasuk kondisi alam dan infrastrultur di KLU. Pertumbuhan orang dan angkutan barang meningkat signifikan, belum sebanding dengan perluasan jalan. Meningkatnya kendaraan dan jumlah pengunjung tanda bahwa ekonomi KLU menunjukkan peningkatan. Cuma di KLU hanya ada satu jalan protokol yang lebarnha 4,5 meter. Ada kegiatan, langsung macet total,” tegasnya.

Ia pun berharap, rencana pembangunan jalan lingkar utara berjalan lancar. Keberadaan Jalinkra ke depan akan memudahkan Dishub dan instansi terkait untuk melakukan rekayasa arus transportasi. (ari)