BTNT Waspadai Ancaman Karhutla

0

Dompu (Suara NTB) – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) area konservasi Balai Taman Nasional Tambora (BTNT), masih menjadi ancaman serius. Khususnya pada musim kemarau seperti saat ini.

Penyiagaan anggota pada posko pengendalian di tiap resort, jadi langkah antisipasi utama. Termasuk membangun kemitraan dengan masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup pada hasil perburuan liar.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTNT Kabupaten Dompu, Deny Rahadi, S. Hut., M. Si., kepada Suara NTB di kantornya mengatakan, sepajang musim kemarau berlangsung pihaknya sudah menyiagakan petugas beserta sarpras pengendalian karhutla di tiap resort.

“Posko di setiap resort ada dan personil siaga 24 jam,” ungkapnya.

Selain menekankan kesiagaan internal dalam mengantisipasi kebakaran hutan, khususnya pada 71.000 ha lebih area pengelolaannya, BTNT terus membangun kemitraan dengan masyarakat lingkar tambora. Terutama bagi warga yang selama ini menggantungkan hidup dengan memburu rusa, madu dan sebagainya. Polanya yakni melibatkan mereka dalam setiap kegiatan seperti menjadi pemandu atau mengenalkan berbagai jenis tumbuhan lokal untuk kepentingan taman nasional.

Upaya tersebut, menurutnya cukup berhasil. Ditandai menurunnya tingkat kebakaran hutan dalam setahun terakhir. “Frekuensi kebakaran turun dan sangat efektif dengan pola-pola seperti itu,” jelasnya.

Perburuan liar dengan memanfaat api pada area konservasi, diakui Deny Rahadi, memang masih ada, namun intensitasnya sudah sangat jauh berkurang. Justru pemicu utama saat ini muncul dari aktivitas perbersihan area penanaman tebu pasca panen, termasuk pembakaran bekas perambahan untuk penanaman jagung pada daerah yang berbatasan langsung dengan BTNT.

Mengingat karakteristik kawasan taman nasional berupa savana, sehingga sangat rentan terbakar ketika ada rembetan api yang terhempas angin. “Potensi kebakarannya itu 10 kali lebih daripada yang bervegetasi, karena dia kering jadi mudah sekali merembet, apalagi dimusim panas ini,” pungkasnya. (jun)