BPBD NTB Siapkan Perempuan Tangguh Bencana

0

Mataram (Suara NTB) – Sedikitnya 50 orang mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi terlibat dalam simulasi penanggulangan bencana yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB. Simulasi ini  sebagai upaya memperkuat mitigasi bencana dengan melibatkan masyarakat dan kelompok masyarakat seperti mahasiswa.

Ketua  TP PKK NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati, SE.M.Sc yang pada kegiatan simulasi tersebut didaulat sebagai incident commander mengatakan, populasi perempuan dengan 51 persen dari jumlah penduduk layak dibekali kemampuan menanggulangi bencana. ‘’Setidaknya bagi keluarga dan orang terdekat jika terjadi bencana,’’ ujarnya saat membuka kegiatan simulasi di Lapangan Kantor BPBD Provinsi NTB, Kamis, 1 April 2021.

Dikatakannya, sebagai daerah dengan potensi bencana yang bisa datang setiap saat, kaum perempuan harus dibekali dengan keterampilan dasar penyelamatan dan penanggulangan jika terjadi bencana.

TP PKK yang berbasis keluarga secara nasional juga memiliki program Keluarga Tanggap dan Tangguh Bencana yang diharapkan menjadi agen penanggulangan yang mengajarkan pengetahuan dasar bencana dan penanggulangannya, sampai dengan membantu petugas jika terjadi bencana.

Oleh karena itu, katanya, alumni wanita tangguh bencana BPBD akan dijadikan trainer (pelatih) dalam kegiatan PKK dalam skala yang lebih kecil. Pengetahuan ini katanya, sangat penting karena potensi perempuan secara fisik dan mental juga sama dengan pria bahkan melebihinya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD, Zainal Abidin mengatakan, simulasi ini adalah sesi praktik dari pelatihan selama dua bulan. Mahasiswi tersebut berasal dari Unram, STIKES Yarsi, Unizar, Poltekkes Mataram dan beberapa komunitas mahasiswi yang konsen kepada penanggulangan bencana maupun mahasiswi yang sedang KKN dan praktik lapangan.

‘’Pendidikan Wanita Tangguh Bencana ini sebagai upaya memperkuat mitigasi bencana dengan melibatkan masyarakat dan kelompok masyarakat seperti mahasiswa. Dengan pengetahuan dasar itu nantinya bisa membantu masyarakat sekitar jika terjadi darurat bencana atau harus menolong korban dan membantu petugas di lapangan,’’ jelas Zainal.

Simulasi dimulai dengan tanda bahaya saat terjadi bencana. Para peserta wanita tangguh bencana ini kemudian dikumpulkan dan diberikan perintah awal oleh Incident Commander untuk SAR (Search and Rescue) di sekitar wilayah bencana.  Sebanyak 50 orang mahasiswi kemudian membagi diri dalam dua kelompok yang bertugas menyisir daerah bencana untuk menemukan korban. Sedangkan kelompok lainnya menyiapkan area pertolongan dan peralatan P3K. (r)