Mataram (Suara NTB) – Bisnis narkoba tetap lancar di tengah pandemi. Uang besar berputar ditopang penyalahguna yang sudah jadi pencandu. Bandar tetap saja punya jalan menyelundupkan narkoba untuk menjaga suplai. Dari analisis sudut pandang penyalahguna, candu sabu mampu membuatnya menempuh semua cara. Mulai dari menjual harta atau mencuri kepunyaan orang lain. Candu bikin tambah nekat. Pembatasan sosial tiga bulan terakhir membuat bandar memutar jalur pengiriman. Dari yang biasanya dari Barat ke Timur menjadi sebaliknya. Sugianyar mencontohkan pengiriman dari Dompu ke Mataram. Kasus terakhir yang diungkap yakni pada April lalu. Tersangkanya, dengan tersangka SL (27) warga Dasan Agung, Selaparang, Mataram menjadi kurir sabu 198,49 gram, pil ekstasi 189 butir seberat 61,47 gram, dan pil ekstasi 300 butir seberat 96,34 gram. Barang itu pesanan narapidana narkoba berinisial AJ (28). Pengawasan pada modus jalur pengiriman paket kilat diperketat. Sementara untuk modus pengiriman dengan kurir dari Batam, Kepulauan Riau, dicegah dari daerah asalnya. Direktur Resnarkoba Polda NTB Kombes Pol Helmi Kwarta Kusuma Putra menerangkan, narkoba yang merupakan candu akan menjadi bisnis yang terus menggiurkan. Maka tak heran, pelakunya terus mencari cara untuk mengedarkan barangnya. Bisnis narkoba tetap subur karena ini barang candu. Mereka berupaya untuk tetap mendapatkan narkoba. Tetap akan bertransaksi walaupun pandemi berjalan,” ujarnya saat ditemui terpisah. Helmi menegaskan, sindikat narkoba mempunyai kaki tangan yang selain bermain sendiri juga ada yang main sendiri-sendiri. “Kita akan lawan mereka. Kita tidak boleh kalah,” imbuhnya. | |