Banjir Bandang Lotim, 367 Rumah Rusak, 2.280 Jiwa Terdampak

0

Mataram (Suara NTB) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 367 rumah rusak dan 643 KK atau 2.280 jiwa terkena dampak banjir bandang yang menerjang empat kecamatan di Lombok Timur (Lotim) pada Sabtu, 18 November 2017 lalu.

Hujan berintensitas tinggi diduga menjadi penyebab dua buah embung di bagian bawah dari Bendungan Pandanduri meluap sehingga menimbulkan banjir bandang.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Suara NTB, Minggu, 19 November 2017 mengatakan, banjir bandang tersebut juga menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Dua korban meninggal dunia adalah Wasila Cantika (9) akibat tertimpa bangunan roboh dan Rozi Gozali (16) akibat hanyut terbawa banjir. Kedua korban meninggal telah ditemukan oleh petugas SAR.

Sementara itu, 367 rumah warga yang rusak akibat banjir bandang itu terdiri dari rusak berat sebanyak 125 unit, rusak sedang 223 unit dan rusak ringan 19 unit. Selain itu, ada 14 jembatan dan satu masjid yang rusak. “Banjir juga menyebabkan 643 KK atau lebih dari 2.280 jiwa terdampak langsung dari banjir bandang,” jelasnya.

Banjir melanda empat kecamatan di Lotim  meliputi Kecamatan Keruak, Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Sakra dan Kecamatan Sakra Barat. Daerah yang paling parah mengalami banjir adalah Kecamatan Keruak yang meliputi 10 desa yaitu Desa Setungkep Lingsar, Selebung Ketangge, Ketapang Raya, Ketangge Jeraeng, Batu Putik, Sepit, Senyiur, Mendana Raya, Batu Rampes, dan Bintang Oros.

Dampak banjir bandang di Desa Sepit Kecamatan Keruak mengakibatkan 15 rumah rusak berat, 65 rumah rusak sedang, 15 rumah rusak ringan, dan 4 jembatan rusak. Sedangkan di Desa Senyiur, banjir bandang merusak 47 rumah rusak berat, 25 rumah rusak sedang, dan 2 jembatan rusak.

‘’Area yang terdampak banjir bandang cukup luas dan menyebar. Luapan air dan lumpur menggenangi akses jalan. Sebagian banjir bandang sudah surut. Hujan masih sering turun di lokasi banjir,” katanya.

Warga di Desa Selebung mengungsi ke rumah tetangga yang berlantai 2 dan aman dari banjir. Warga Desa Ketapang Raya yang rumahnya terendam telah dievakuasi ke Gedung Serba Guna Kantor Camat Keruak. Akses jalan dari Desa Sepit menuju Desa Lekor Kabupaten Lombok Tengah ditutup sementara akibat air menggenangi jalan raya.

Sedangkan jalan dari Desa Sepit ke Desa Batu Putik juga ditutup akibat jembatan yang terkikis. Sementara kondisi jembatan dan jalan di Desa Senange belum bisa dilewati. Karena masih terendam air dan terhalang tumpukan batang bambu berikut akar-akarnya. Aspal jalan terkelupas dan sisi jalan ambrol.

Kondisi listrik padam dan jalan belum bisa dilalui sehingga menyulitkan untuk melakukan pendataan secara maksimal.

Sutopo menambahkan, BPBD Lotim  bersama Polres Lotim, Brimob Sub Den B, Kodim 1615, Satpol PP, SAR,  dan relawan melakukan evakuasi terhadap masyarakat maupun barang-barang milik warga ke tempat yang lebih aman. Bantuan didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak banjir.

Bupati dan Wakil Bupati Lotim  telah berada di lokasi banjir memimpin penanganan darurat. Posko tanggap darurat berada di Kantor Camat Keruak. Bupati Lotim menunjuk Kepala BPBD  Lotim sebagai komandan tanggap darurat. Masa tanggap darurat ditetapkan selama 7 hari yaitu dari 18-24 November 2017.

“Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah permakanan, air bersih, selimut,tenda dan terpal,” katanya.

Sementara itu banjir juga terjadi di puluhan desa di Kecamatan Janapria dan Kecamatan Praya Timur di Lombok Tengah pada Sabtu, 18 November 2017.

Hujan lebat yang berlangsung sejak Sabtu sore menyebabkan Bendungan Melat di Desa Janapria, Bendungan Seputaran, Embung Jongkok di Desa Bekele, Kali Kerepas Desa Bekele meluap bersamaan sehingga merendam permukiman dan persawahan.

“Sebanyak 1.141 KK terdampak langsung banjir di Kecamatan Praya Timur,” sebutnya. (nas)