Atasi Kekeringan, Pemprov Cairkan Dana Tak Terduga

0

Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB melalui Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) telah mencairkan dana tak terduga yang ada dalam APBDP 2017 sebesar Rp 2,5 miliar. Dana sebesar ini akan dipergunakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB untuk mengatasi kekeringan yang berdampak terhadap krisis air bersih.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ir. Mohammad Rum, MT ketika dikonfirmasi Suara NTB, Selasa, 3 Oktober 2017 siang kemarin. ‘’Kemarin sudah cair Rp 2,5 miliar,’’ ungkapnya.

Sebelumnya, dana tak terduga yang berasal dari APBD NTB ini tidak berani dicairkan BPKAD sebelum semua persyaratan mengenai penggunaan dana ini dipenuhi oleh BPBD. Dalam APBDP 2017, Pemprov mengalokasikan dana tak terduga sebesar Rp 3,5 miliar. Namun, dana yang diberikan kepada BPBD untuk mengatasi kekeringan sebesar Rp 2,5 miliar.

Rum menjelaskan, dana tak terduga sebesar itu akan digunakan untuk droping air bersih kepada ratusan ribu masyarakat yang terdampak kekeringan. Kemudian, dana itu juga digunakan untuk membangun sumur bor.

Pembangunan sumur bor akan dilakukan pada daerah-daerah yang sering dilanda kekeringan. Seperti Sekotong Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Bima dan Kabupaten Bima. Rum mengatakan, saat ini sudah mulai turun hujan terutama di Pulau Lombok bagian barat. Sehingga, menurutnya dampak kekeringan kemungkinan tidak seperti bulan-bulan berikutnya.

‘’Hujan ini mengurangi dampak kekeringan,’’ terangnya.

Terkait dengan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp 40 miliar yang diajukan Pemprov ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rum menyatakan minggu depan akan ada rapat koordinasi membahas masalah kekeringan dan dampak peningkatan aktivitas Gunung Agung.

Ia menyatakan, seluruh Kepala BPBD kabupaten/kota akan hadir. Termasuk salah seorang Deputi BNPB. ‘’Minggu depan kita rapat dengan BPBD kabupaten/kota dan Pak Deputi BNPB membahas kekeringan termasuk masalah Gunung Agung,’’ pungkasnya.

Berdasarkan data BPBD NTB, sebanyak 318 desa pada 71 kecamatan dilanda kekeringan. Dengan jumlah warga yang terdampak sebanyaj 127.940 KK atau 640.048 jiwa. Rincian daerah yang terdampak kekeringan  di sembilan kabupaten/kota di NTB. Yakni Lombok Barat sebanyak 25 desa dengan jumlah jiwa yang terdampak 20.034 jiwa, Lombok Utara 18 desa dengan jumlah masyarakat terdampak 33.138 jiwa.

Selanjutnya, Lombok Tengah 82 desa, dengan jumlah masyarakat terdampak 282.793 jiwa. Lombok Timur 48 desa dengan jumlah masyarakat terdampak 153.681 jiwa. Kemudian, Sumbawa Barat 10 desa dengan jumlah masyarakat terdampak 18.775 jiwa, Sumbawa 60 desa dengan jumlah masyarakat terdampak 84.998  jiwa. Dompu 25 desa dengan jumlah masyarakat terdampak 19.189  jiwa. Kota Bima 8 desa dengan jumlah masyarakat terdampak 2.835 jiwa dan Bima 42 desa dengan jumlah masyarakat terdampak 24.608 jiwa. (nas)