Apel Kesiapsiagaan Bencana, Lokasi Pengungsian Perlu Disiapkan

0

Mataram (Suara NTB) – Pemkot Mataram menggelar apel kesiapsiagaan bencana mengantisipasi dampak la nina yang memicu terjadinya hidrometeorologi. Seluruh personel serta peralatan dipersiapkan bila terjadi banjir, puting beliung dan gelombang pasang. Skenario lokasi pengungsian juga perlu dipersiapkan sejak dini.

Apel kesiapsiagaan bencana yang dipimpin oleh Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial, Kepolisian, TNI, Satpol PP, Dinas PUPR, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman dan organisasi mahasiswa.

Walikota menerangkan, data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa potensi fenomena la nina mengakibatkan curah hujan tinggi mulai bulan Oktober sampai Maret 2021 mendatang. Peningkatan curah hujan akibat la nina memicu terjadinya hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Perubahan cuaca ini harus diatensi.

Disampaikan Walikota, hujan deras disertai angin kencang, Minggu, 15 November 2020 mengakibatkan rumah rusak dan mobil tertimpa pohon. Selain itu, genangan di beberapa titik menyebabkan rumah warga terendam. “Air tidak hanya masuk halaman, tapi masuk ke rumah warga,” terang Walikota.

Bencana alam seperti gelombang pasang terjadi setiap tahunnya. Pantai Ampenan sepanjang sembilan kilometer juga perlu jadi perhatian. Pemerintah harus memberikan rasa aman dan nyaman demi keselamatan warga.

Ahyar menambahkan, cuaca ekstrem terjadi di tengah – tengah Mataram berupaya memerangi pandemi Covid-19. Kesiapsiagaan ini harus disandingkan mulai dari instrumen tingkat bawah sampai atas. Lokasi pengungsian sejak dini dipersiapkan. “Skenario lokasi pengungsian harus segera disiapkan bilamana terjadi bencana alam,” tegasnya.

BPBD serta instansi teknis lainnya perlu menyiapkan peralatan, dapur umum, logistik serta keperluan anak – anak. Di satu sisi disampaikan Walikota, penanganan bencana alam tidak mudah di tengah situasi pandemi, terutama penerapan protokol kesehatan. Kendati demikian, pemerintah dan stakeholder lainnya harus mengedepankan nilai gotong royong dan tangguh menangani bencana. Dari kegiatan apel bersama diharapkan dapat meningkatkan komitmen mengatasi bencana dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. “Melalui apel siaga ini saya minta seluruh petugas agar tetap siaga memastikan peralatan,” demikian kata dia. (cem)