621 Pelamar CPNS Kota Mataram Ikut SKB

0
Baiq Nelly Kusumawati. (Suara NTB/cem)

Mataram (Suara NTB) – Sejumlah 621 pelamar calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kota Mataram berhak mengikuti seleksi kompetensi bidang (SKB). Pelaksanaan tes menungggu validasi panitia seleksi nasional (Panselnas).

Dari 4.267 peserta mengikuti SKD, sejumlah 2.185 memenuhi nilai ambang batas. Hasil tes kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Mataram, Baiq Nelly Kusumawati dikonfirmasi, Senin, 2 Maret 2020 akan divalidasi di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB).

Validasi ini sambungnya, mencocokan data Kota Mataram dengan data panselnas. “Kebetulan hari Rabu (hari ini, red) kita dipanggil oleh Menpan untuk validasi hasil,” kata Nelly.

Selain itu, pihaknya juga akan menyampaikan permasalahan sifatnya kasuistis terjadi di lapangan. Satu pelamar yang lolos passing grade dengan formasi tenaga medis dulunya pernah menjadi pegawai negeri sipil di RSUD NTB. Laporan dari provinsi ternyata yang bersangkutan mengundurkan diri.

Yang bersangkutan secara otomatis tidak akan lolos. Detail permasalahannya tidak dijelaskan. “Makanya ini yang akan kita laporkan ke MenpanRB,” sebutnya.

Tahap seleksi kompetensi bidang belum berani dipastikan. Pemerintah pusat akan memvalidasi hasil SKD masing-masing kabupaten/kota dan provinsi seluruh Indonesia. Setelah keseluruhannya rampung akan diumumkan jadwalnya secara serentak. “Menpan baru buat jadwal setelah semuanya definitif atau clear and clear,” tambahnya.

Ditanya apakah formasi dokter spesialis juga mengikuti SKB? Kata Nelly, semua pelamar yang lolos passing grade dan masuk perangkingan tetap ikut SKB. Kebijakan ini tanpa ada pengeculian bagi semua pelamar.

Formasi CPNS dibutuhkan di Kota Mataram 275. Namun, dua formasi yakni anestesi di rumah sakit umum daerah (RSUD) tidak terisi. Dua pelamar tidak lolos passing grade. Tak terisinya formasi itu disesalkan Nelly. Pihaknya mengajukan formasi tersebut berdasarkan kebutuhan. “Kebetulan di sana (RSUD, red) ada tenaga PTT. Mungkin karena menggampangkan terus mereka tidak lolos,” demikian kata dia. (cem)