Mataram (Suata NTB) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kediri Lombok Barat (Lobar) menyebutkan sebanyak 29 daerah di NTB mengalami kekeringan ekstrem. Puluhan daerah yang mengalami kekeringan ekstrim ini lantaran sudah lebih dari dua bulan tak turun hujan.
‘’Dengan masih berlangsungnya musim kemarau dan masih rendahnya peluang curah hujan di sebagian wilayah NTB, perlu diperhatikan ketersediaan air bersih dan kebutuhan air tanaman khususnya bagi lahan pertanian tadah hujan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) Stasiun Klimatologi Kediri, Hamdan Nurdin, Senin, 2 Oktober 2017.
Untuk Kabupaten Bima, daerah yang mengalami kekeringan ekstrim antara lain Sape 2 (166 hari), Sape (112 hari), Sape 2 (115 hari), Bolo (109 hari), Lambu (107 hari), Woha (102 hari), Wawo (95 hari), Donggo (84 hari), Madapangga (82 hari), Palibelo (59 hari). Kemudian Kabupaten Dompu yakni daerah Pajo (109 hari), Pekat (82 hari), Huú (58 hari), Kilo (51 hari).
Kabupaten Lombok Timur yakni di daerah Labuhan Pandan ( 146 hari), Sambelia ( 84 hari), Aikmel (82 hari), Sembalun (80 hari), Terara (58 hari), Jerowaru (57 hari), Sakra Barat (57 hari), Keruak (56 hari). Selanjutnya, Kabupaten Lombok Utara terdapat di daerah Gangga (95 hari), Pemenang Timur (95 hari), Gangga (84 hari), Bayan (82 hari).
Kabupaten Sumbawa terdapat di daerah Rhee (84 hari), Lape (83 hari), Sumbawa (82 hari), Stamet Sumbawa (82 hari), Moyo Utara (82 hari), Labangka (78 hari), Plampang (78 hari), Batu Lanteh (52 hari). Selain itu di Kabupaten Sumbawa Barat terletak di daerah Maluk (84 hari). Serta Kabupaten Lombok Tengah terdapat di daerah Praya Timur (82 hari), Pujut (82 hari), Praya Tengah (56 hari).
Hamdan menjelaskan, berdasarkan data curah hujan dan kondisi dinamika atmosfer hingga dasarian III September 2017 terpantau seluruh wilayah NTB masih berada pada periode musim kemarau. Suhu muka laut di perairan NTB menunjukan kondisi netral.
‘’Angin permukaan di wilayah NTB menunjukan angin timuran cukup stabil, namun demikian angin di lapisan atas mulai labil. Kondisi ini memicu terjadinya peluang hujan dengan katerogi rendah di sebagian wilayah NTB,’’ paparnya.
Ia mengatakan peluang curah hujan pada dasarian I Oktober 2017 secara umum masih dalam kategori rendah. Namun, mulai ada peluang hujan di sebagian Lombok, Sumbawa dan Bima. Dengan besar peluang 50 – 80 persen. (nas)