21 Persen Balita Alami Stunting di Dompu

0
Maman. (Suara NTB/jun)

Dompu (Suara NTB) – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Dompu, mencatat 21 persen balita masih mengalami stunting. Tersebar di 15 Desa/Kelurahan pada enam kecamatan yang menjadi lokus utama penanganan. Temuan ini butuh kerjasama para pihak untuk segera menuntaskannya. Demikian harap Plh. Kepala Dikes Dompu, Maman, Skm., MMKes., kepada wartawan di kantornya, Jumat, 26 Juni 2020.

Ia mengatakan, persoalan stunting di wilayah ini tidak bisa ditanggulangi sendiri oleh internal kesehatan. Tetapi perlu adanya peran aktif lintas sektor dalam mengintervensinya di lapangan. “Intinya semua sektor harus merasa sensitif terhadap masalah stunting ini,” ungkapnya.

Secara umum balita dengan stunting tersebar disemua Desa/Kelurahan pada delapan kecamatan. Tetapi hanya 15 Desa/Kelurahan di enam kecamatan yang saat ini mejadi lokus utama penanganan. Diantaranya Kecamatan Kilo, Kempo, Woja, Dompu, Pajo dan Huu.

Pada beberapa wilayah tersebut persentase balita stunting masih cukup tinggi, sehingga perlu intervensi serius agar pertumbuhan dan berat badan anak sesuai usia ideal. Sementara di dua kecamatan lain yakni Manggelewa dan Pekat anak dengan stunting tidak seberapa, tetapi tetap membutuhkan perhatian para pihak terkait. “Sebenarnya penyebaran stunting itu ada pada semua desa, oleh sebab itu penanganan tidak bisa hanya pada desa lokus saja,” tegasnya.

Dalam menekan pertumbuhan anak stunting di wilayah ini, lanjut Maman, para pihak mesti berbuat sebagaimana tugas pokok dan fungsi masing-masing. Seperti misalnya dinas kesehatan, intervensinya mulai dari mempersiapkan remaja perempuan menjadi ibu hamil sampai melahirkan hingga seribu hari kelahiran anaknya. Berbagai kebutuhan mereka selama fase tersebut harus dilengkapi agar pertumbuhan anak sesuai dengan usianya. “Kalau Dompu urutan ke berapa di NTB untuk stunting ini, saya kurang ingat di laporannya. Yang jelas 21 persen itu rata-rata usia balita,” pungkasnya. (jun)