Giri Menang (Suara NTB) – Pemda Lombok Barat berharap agar event Perang Topat di Pura Lingsar tetap digelar, menyusul lima hari menjelang pelaksanaan Pujawali dan event Perang Topat, aksi saling klaim Kepanitian masih saja terjadi. Bahkan, persoalan tersebut sampai juga ke Kantor Bupati Lobar, dimana pihak Krama Pura Lingsar bersama lima Banjar Pengamong Pura mendatangi Bupati Lobar Hj. Sumiatun di ruang kerjanya, Senin, 20 November 2023.
Plh Sekda Lobar, M. Hendrayadi yang dikonfirmasi di ruangannya usai mengikuti pertemuan itu menyampaikan bahwa kedatangan pihak Krama Pura Lingsar menghadap Bupati Lobar adalah dampak dari kondisi yang terjadi tahun 2022 lalu. ”Kalau kita tarik ke belakang, tahun 2020 tidak ada kegiatan karena terjadi pergeseran kepanitiaan, dan tahun 2022 lalu kami tidak tahu persis,” katanya. Asisten III Setda Lobar ini menambahkan, bahwa seharusnya persoalan itu bisa diselesaikan secara internal terlebih dahulu.
Namun, karena kedua belah pihak memminta keputusan Pemda Lobar, maka dia menbgatakan bahwa Selasa (21/11/2023) hari ini akan meminta ahli hukum, baikdari hukum Agama maupun hukum Formal untuk memberi masukan. ”Nanti dari ahli Hukum Agama kita minta dari Kementrian Agama terkait tata laksana siapa yang berhak dari sisi Agama yang melaksanakan pujawali itu. Bahkan jika masuk ke ranah perdata, pihak Krama Pura meminta diri untuk dituntut secara hukum kalau dianggap bermasalah. Itu yang akan kami selesaikan, apapaun keputusan nanti tentu tidak bisa memuaskan semua pihak,” jelasnya.
Usai meminta tanggapain dari ahli hukum, Hendra menyatakan akan ada keputusan Bupati Lobar dalam bentuk surat. ”Dan untuk kepanitiaan, kita harus punya landasan formal dulu. Begitu ada keputusan, kita panggil mereka (Kedua belah Pihak), karena Pujawali dan event Perang Topat ini harus berjalan,” tegasnya. Sementara Ketua Krama Pura Lingsar I Gede Suarta didampingi pengurus lima Banjar Pengamong Pura Lingsar meminta diberikan ruang menjadi panitia pelaksanaan Pujawali dan Perang Topat. Mereka menyampaikan bahwa lima banjar yang menjadi Pengamong Pura Lingsar bukan baru-baru ini, melainkan sudah sejak 50 tahun silam yakni sekitar tahun 1974.
“Secara institusi kami memiliki hak, karena sejak tahun 1974 selalu melaksanakan piodalan atau Pujawali dan Perang topat sampai tahun 2016. namun nyata, pihak Pemda justru mengabaikan hak-hak kami dan malah berkoordinasi dengan pihak lain,” ungkapnya. Sayangnya, sampai sejauh ini belum ada penanganan yang serius dari Pemda Lobar. Secara khusus mengenai kepanitian Pujawali dan event Perang Topat yang sudah ada saat ini, I Gede Suarta yang saat itu didampingi pihak Kuasa Hukum dari PHDI NTB mengaku keberatan dengan keberadaan panitia Pujawali saat ini.
Menurutnya, pihak Krama Pura Lingsar sebenarnya sudah terlebih dahulu membentuk panitia, terlebih dahulu menggelar berbagai rapat, bahkan sudah pula berkoordinasi dengan pihak Puri Pamotan di Cakranegara dan diiyakan. Namun belakangan ada oknum membentuk panitia tandingan, dan unsur kepanitian tersebut justru melibatkan orang dari luar Lingsar yang natabene tidak paham dengan kearifan lokal disana (Lingsar).
Apakah tidak ada celah untuk duduk bersama antara ke dua belah pihak ? Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak keberatan jika harus duduk bersama. Hanya saja, pihak yang hadir nantinya adalah pihak yang bisa dan berani mengambgil keputusan, bukan perwakilan. Sementara itu, Kepala Desa Lingsar, Sahyan yang dikonfirmasi usai menghadiri pertemuan antara Krama Pura Lingsar dengan Bupati Lobar menyampaikan bahwa pihaknya akan menyelaikan persoalan itu usai pelaksanaan Pujawali dan Perang Topat. Hal itu disebabkan karena roundown acara sudah mulai. ”Terlepas siapa panitianya, dijalankan saja dulu. Karena itu yang kita bicarakan, masalah ritualnya akan terganggu. Jangan sampai mempengerahui event nasional ini,” ujarnya.
Ia pun meminta pihak yang ada untuk cooling down dan mengikuti kegiatan yang sudah berjalan. ”Acara lagi 5 hari dan kami janji selesaikan usai Perang Topat. Ibu Bupati pun sudah menerima panitia yang dibentuk. Kami harapkan semua pihak mengesampingkan ego. Yang jelas dari kami Pemdes Lingsar berharap acara berjalan aman dan lancar,” tutupnya. (Her)